Close Menu
    Selasa, 13 Mei 2025 2:06
    YouTube Instagram TikTok Facebook
    Koran MandalaKoran Mandala
    • Home
    • Jabar Istimewa
    • Peristiwa
      • Daerah
      • Opini
      • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
      • Video
    • Politik
      • Majalah Digital
    • Ekonomi
      • Bank BJB
      • PLN
    • Edukasi
    • Hukum
    • Hiburan
    • Tekno
    • Sport
    Koran MandalaKoran Mandala
    Home»Opini

    Rd. Ayu Lasminingrat, Perintis Pendidikan Perempuan yang Layak Jadi Pahlawan Nasional

    Rabu, 23 Apr 2025 15:48 WIB
    Facebook Twitter WhatsApp Tumblr Pinterest Copy Link
    Rd. Ayu Lasminingrat
    Rd. Ayu Lasminingrat

    Oleh:
    Holil Aksan Umarzen
    Pinisepuh MMS (Majelis Musyawarah Sunda) dan Ketum PM GATRA (Paguyuban Masyarakat Garut Utara)

     

    Nama RA Kartini kerap digaungkan tiap 21 April sebagai simbol perjuangan perempuan Indonesia. Namun, jauh sebelum Kartini menulis surat-suratnya yang terkenal itu, seorang perempuan bangsawan Sunda di Garut telah menanam benih perubahan lewat pendidikan. Ia adalah Rd. Ayu Lasminingrat—seorang intelektual, pendidik, dan reformis sosial yang perannya nyaris tenggelam dalam narasi sejarah nasional.

    Rd. Lasminingrat bukan sekadar perempuan bangsawan yang hidup di masa kolonial. Ia adalah pemikir, penulis, penggerak, dan pendidik yang membuka jalan bagi pendidikan perempuan di tanah Sunda pada penghujung abad ke-19. Melalui karya dan tindakannya, ia membuktikan bahwa perempuan juga bisa menjadi subjek sejarah, bukan hanya objek.

    Saatnya Mochtar Kusumaatmadja Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

    Membangun Sekolah, Menulis Buku, Mencerdaskan Bangsa

    Dalam berbagai literatur sejarah lokal dan koleksi arsip daerah, nama Rd. Lasminingrat dikenal sebagai pendiri sekolah perempuan pertama di Garut. Sekolah itu menjadi ruang penting bagi anak-anak perempuan untuk mengenal baca-tulis, belajar agama, keterampilan rumah tangga, dan pengetahuan umum.

    Karya monumentalnya, Warnasari, ditulis dalam bahasa Sunda dan digunakan sebagai bahan ajar. Buku ini menjadi bukti kemampuannya dalam dunia literasi, sekaligus wujud kepeduliannya terhadap nasib pendidikan perempuan.

    Ia menguasai empat bahasa—Sunda, Melayu, Belanda, dan Arab—yang membuka cakrawala berpikirnya dan memperkaya tulisan-tulisannya. Dengan bekal itu, ia berdiri sejajar, bahkan melampaui beberapa tokoh perempuan lain yang lebih dulu mendapatkan pengakuan sebagai Pahlawan Nasional.

    Lebih Dulu dari Kartini, Lebih Nyata dari Simbol

    Sejarawan Deddy Effendie dalam jurnal Sejarah dan Pendidikan Indonesia (2023) menegaskan bahwa Lasminingrat telah aktif mendidik dan menulis sejak sebelum Kartini dikenal. Ia bukan sekadar simbol emansipasi, melainkan pelaku perubahan nyata. Namun, sayangnya, kontribusinya belum banyak mendapat tempat dalam sejarah nasional.

    Jika Kartini dikenal lewat surat-surat, Lasminingrat dikenal melalui institusi pendidikan yang ia bangun dan karya ilmiah yang ia tulis. Jika Dewi Sartika mendirikan Sakola Istri di Bandung pada 1904, maka Lasminingrat telah melakukannya lebih awal di Garut.

    Darah Bangsawan, Jiwa Kerakyatan

    Lahir dari keluarga bangsawan Sunda di Limbangan dan Sukapura, Rd. Lasminingrat tidak larut dalam kenyamanan status sosialnya. Ia justru menggunakan hak istimewanya untuk menyebarkan ilmu dan memberdayakan perempuan. Didikan ayahnya yang juga seorang intelektual membuka jalan baginya untuk berpikir melampaui batas-batas zamannya.

    Tak hanya mendirikan sekolah, ia juga aktif menjalin komunikasi dengan tokoh-tokoh kolonial dan adat, menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas. Kemampuan sosial dan emosionalnya membuatnya dihormati di berbagai kalangan.

    Mengapa Belum Diakui Sebagai Pahlawan Nasional?

    Pertanyaan ini menjadi refleksi bersama. Lasminingrat memiliki semua kriteria sebagai Pahlawan Nasional: ketokohan, pengaruh, kontribusi nyata, serta pengakuan publik yang terus tumbuh. Namun, ketidakhadiran namanya dalam daftar pahlawan menunjukkan masih adanya ketimpangan narasi sejarah antara pusat dan daerah.

    Pengakuan terhadap Lasminingrat bukan hanya soal nama dan gelar. Lebih dari itu, ia adalah upaya meluruskan sejarah, memperkaya narasi perjuangan perempuan Indonesia, dan menegaskan bahwa perubahan tidak selalu lahir dari pusat, tapi bisa tumbuh dari daerah dengan semangat yang sama kuatnya.

    Saatnya Memberi Pengakuan

    Perjalanan panjang Rd. Ayu Lasminingrat dalam membangun pendidikan dan mengangkat derajat perempuan Indonesia sudah sepatutnya dihargai. Ia bukan hanya tokoh Garut, tapi aset bangsa. Sudah waktunya negara memberi pengakuan yang setara bagi tokoh sebesar dirinya. Dan sudah saatnya kita semua, sebagai bangsa, mengingat kembali nama yang pernah berjasa dalam senyap.

    Karya dan Referensi

    Warnasari (Jilid 1 & 2) – Buku ajar pendidikan perempuan di Garut.

    Effendie, D. (2023). Peran Rd. Ayu Lasminingrat dalam Pembangunan Pendidikan di Garut. Jurnal Sejarah dan Pendidikan Indonesia, Vol. 15, No. 2.

    Koleksi arsip daerah Garut dan Perpustakaan Nasional RI.

    Tempo.co. (2018). “Cut Nyak Dien: Perempuan Pejuang Aceh”.

    Garut Headline Pendidikan Perempuan Rd. Ayu Lasminingrat
    Sony Fitrah

    Penulis.

    BERITA LAINNYA

    Ilustrasi Penegakkan Hukum

    Ultimatum Remedium

    Daddy Rohanady, Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat

    Keajaiban PPDB Cuci Raport Hingga Pemalsuan Prestasi?

    Ilustrasi Perjalanan Seorang Muslim

    Cinta sebagai Inti Agama

    Gubernur Jawa Barat, Dedi MulyadiBerpakaian Serba Putih

    Gubernur Konten

    Direktur Strategic Partnership & International Office Tel-U, Lia Yuldinawati, S.T., M.M., Ph.D

    Lia Yuldinawati: Inspirasi Perempuan Indonesia di Panggung Teknologi Asia

    Gibran Rakabuming Raka

    Mas Gibran, Riwayatmu Ini…

    Add A Comment
    Leave A Reply Cancel Reply

    BERITA TERBARU

    Ultimatum Remedium

    Tasya Farasya Review Sunscreen Unitary, Harga Terjangkau!

    GadgetIn Review Realme 14 5G, Serius untuk Gaming!

    David Marseille Bagikan Cara Dapat IPK Cumlaude

    Sabda Fabrizio Romano: Xabi Alonso Resmi Jadi Pelatih Real Madrid

    Banding Ditolak Komdis, Ciro Alves Resmi Tak Bisa Bermain Hingga Akhir Musim

    Pemkot Bandung Tambah Dua Kampung Siaga Bencana di Sukasari dan Cidadap

    Geger!! Temuan Mayat Perempuan Mengambang di Danau Abadi Curug Klari

    TERBARU! 15 Kode Redeem FF Gratis Baru Aktif untuk Hari Ini 12 Mei 2025

    Jorge Martin Pertimbangkan Keluar dari Aprilia Lebih Awal: GP Prancis 2025 Jadi Penentu

    LIHAT SELENGKAPNYA

    PT MANDALA DIGITAL MEDIA
    Jl. Waluh No 12, Malabar,
    Kecamatan Lengkong,
    Kota Bandung, Indonesia

    bisniskoranmandala@gmail.com

    KANAL BERITA

    • Peristiwa
    • Politik
    • Ekonomi
    • Hukum
    • Edukasi
    • Tekno
    • Sport
    • Hiburan
    • Opini
    • Indeks

    MANDALA MEDIA NETWORK

    • Kuningan
    • Garut
    • Karawang
    • Bogor
    • Sukabumi
    • Tasikmalaya
    • Ciamis

    LINK HALAMAN

    • Tim Redaksi
    • Pedoman Media Cyber
    • Kebijakan Privasi
    • Tentang Kami

    SOSIAL MEDIA

    YouTube Facebook Instagram TikTok

    Copyright @2025 KoranMandala.com
    All right reserved

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.