Roti pun tidak hanya mengandung karbohidrat, tetapi juga lemak dari bahan tambahan seperti margarin atau mentega.
Sayangnya, jenis lemak yang kita gunakan saat ini banyak berasal dari minyak sawit.
Ini bukan dari sumber lemak sehat seperti butter atau minyak kelapa.
Akumulasi konsumsi gula dan lemak yang tidak seimbang tersebut dapat memicu terjadinya peradangan di dalam tubuh.
Perlu kita pahami bahwa peradangan yang dimaksud bukanlah peningkatan jumlah sel darah putih seperti pada infeksi akut.
Ini akan menyebabkan gangguan pada keseimbangan sel-sel tubuh.
Sel-sel yang semestinya bekerja secara berpasangan, terpisah akibat proses inflamasi, dan menjadi oksidator atau radikal bebas yang merusak jaringan tubuh.
Dampaknya bisa kita rasakan dalam bentuk gangguan mood, kualitas tidur yang buruk.
Selain itu, akan kesulitan buang air besar, kelelahan kronis, hingga rasa kantuk yang terus-menerus.
Ini merupakan sinyal bahwa tubuh tengah mengalami stres oksidatif dan peradangan tingkat sel.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu, terutama orang tua, untuk lebih bijak dalam memilih asupan makanan anak-anak mereka.
Mulailah dengan mengurangi karbohidrat olahan, memperbanyak serat, serta memperhatikan kandungan gula dan jenis lemak dalam makanan harian.
Itulah pembahasan dari dr. Zaidul Akbar tentang dampak memberi roti setiap hari pada anak. ***