Koran Mandala – Peneliti menyatakan bahwa kualitas tidur memiliki dampak besar terhadap kesehatan otak dan risiko demensia.

Mengutip dari News Asia Channel, studi yang rilis dalam Neurology menunjukkan bahwa individu berusia 30-an dan 40-an dengan gangguan tidur yang signifikan akan berdampaik buruk.

Dampaknya yaitu memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih rendah dalam fungsi eksekutif, memori kerja, dan kecepatan pemrosesan sekitar sepuluh tahun kemudian.

Tidak Mau Demensia? Catat Pencegahannya!

Para peneliti mengemukakan bahwa tidur nyenyak dan tidur dengan gerakan mata cepat (Rapid Eye Movement/REM) memiliki dampak besar pada kesehatan otak dan kemungkinan terjadinya demensia.

Sebuah penelitian yang rilis bulan lalu tentang individu yang mengalami kekurangan tidur lelap dan REM.

Hasil penelitian menemukan bahwa otak para subjek menunjukkan indikasi atrofi dalam pemindaian MRI 13 hingga 17 tahun setelah kekurangan itu teramati.

Fase Awal Penyakit Alzheimer

Atrofi tersebut terlihat mirip dengan yang ditemukan pada fase awal penyakit Alzheimer.

Menurut para peneliti, ketika tidur, otak manusia terus bergerak melewati empat tahap yang berbeda.

Fase yang dimaksud terdiri dari dua tahap tidur ringan.

Ketika tubuh santai dan detak jantung serta suhu tubuh berkurang; tidur dalam atau tidur gelombang lambat.

1 2 3

Penulis.

Leave A Reply

Exit mobile version