Koran Mandala – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginisiasi kembali penggunaan buku cetak di lingkungan sekolah. Ia menilai metode digital seperti membaca melalui ponsel memiliki tingkat daya ingat yang rendah di kalangan pelajar.
“Anak-anak yang membaca dari ponsel cenderung cepat lupa. Maka, kita dorong agar sekolah kembali menggunakan buku cetak untuk mendukung proses belajar yang lebih efektif,” ujar Dedi dalam keterangan resminya, Rabu (7/5/2025).
Menanggapi kebijakan tersebut, Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarpusda) Kabupaten Majalengka melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan, Agus Mulyanto, menyatakan dukungannya. Disarpusda telah mempersiapkan program pinjaman buku berjangka waktu yang diberi nama “Jambu”.
“Kita punya layanan peminjaman buku bernama Jambu. Bila ada sekolah yang kekurangan buku bacaan, mereka cukup mengirimkan surat permohonan, dan kami akan pinjamkan buku sesuai kebutuhan,” ujar Agus kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, buku yang dipinjamkan bisa dikembalikan dalam jangka waktu dua hingga tiga bulan, tergantung kesepakatan yang dituangkan dalam Berita Acara.
“Setiap peminjaman buku harus disertai berita acara. Jika masa pinjam berakhir dan ingin meminjam lagi, maka dibuat berita acara baru,” tambah Agus.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP di Kabupaten Majalengka, Hj. Lela, menyambut positif program literasi sekolah yang digagas Disarpusda tersebut. Ia menyatakan siap memanfaatkan layanan pinjam buku untuk mendukung kegiatan budaya membaca nyaring di sekolahnya.
“Kami sedang merancang kegiatan berbasis buku bacaan untuk mendukung budaya membaca nyaring. Program Jambu ini sangat bermanfaat dan akan segera kami tindak lanjuti,” ujar Hj. Lela.
Dengan adanya sinergi antara kebijakan pemerintah provinsi dan program daerah seperti pinjaman buku berjangka waktu, diharapkan minat baca siswa semakin meningkat dan kualitas pembelajaran berbasis literasi pun kian membaik.(Erik)***