Koran Mandala – Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Bandung, AA Abdul Rojak, menyatakan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan Bandung Urban Toll Road (BUTR) sebagai solusi konkret untuk mengatasi kemacetan yang selama ini membelit Kota Bandung.
Menurutnya, sinergi antara eksekutif dan legislatif menjadi kunci sukses dalam mewujudkan proyek infrastruktur strategis ini.
“Ini proyek untuk kepentingan publik. Harus ada kolaborasi kuat antara pemerintah dan DPRD agar pembangunan BUTR tidak tersendat. Terutama karena ini menyangkut solusi jangka panjang untuk mengurai kemacetan,” ujar AA Abdul Rojak saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa 13 Mei 2025.
Pemkot Sambut Pesta Juara Persib Bandung, Pemain Ucapkan Terima Kasih
Anggota Komisi III itu juga menekankan bahwa wilayah Bandung Timur harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan BUTR. Pasalnya, kawasan tersebut hingga kini masih menjadi titik krusial kemacetan yang tak kunjung terurai, bahkan hampir terjadi setiap hari.
“Kalau kita lihat, Bandung Timur ini kemacetannya sudah kronis. Hampir setiap hari warga mengeluh, dan belum ada solusi konkret sampai sekarang,” ungkapnya.
Meski begitu, AA Abdul Rojak juga menyoroti kawasan Pasteur sebagai titik penting yang harus mendapat perhatian. Menurutnya, Pasteur merupakan pintu masuk utama ke Kota Bandung, sehingga perlu tetap diperhatikan dalam skema pembangunan BUTR.
“Tapi yang paling urgen tetap Bandung Timur. Di Pasteur sudah ada flyover, dan biasanya macet hanya di weekday. Sedangkan di Bandung Timur, kemacetannya jadi bagian dari aktivitas keseharian warga,” tuturnya.
Selain pembangunan tol perkotaan, AA Abdul Rojak juga mendorong Pemerintah Kota Bandung untuk memperluas layanan transportasi publik dan menyediakan fasilitas pendukung seperti tempat parkir terpadu. Ia menilai, banyaknya kendaraan yang parkir sembarangan di pinggir jalan turut memperparah kemacetan.
“Kalau kita ingin masyarakat pindah ke transportasi publik, ya harus disiapkan sistem pendukungnya. Mulai dari moda transportasi yang layak sampai lahan parkir yang memadai. Jangan sampai kendaraan pribadi justru menumpuk di jalan karena tidak ada tempat parkir,” tegasnya.
AA Abdul Rojak berharap, proyek BUTR bisa segera direalisasikan sebagai bagian dari transformasi sistem mobilitas perkotaan di Kota Bandung. Menurutnya, investasi infrastruktur tidak boleh tertunda, terlebih jika menyangkut hajat hidup masyarakat banyak.***