Koran Mandala – Anggota DPRD Kota Bandung dari Fraksi PKB AA Abdul Rozak, mendorong percepatan penyelesaian krisis sampah yang tengah membelit Kota Bandung. Menurutnya, solusi paling realistis dan terukur saat ini adalah penguatan sistem insinerator yang terbukti mampu mengurangi beban sampah secara signifikan.
“PKB mendukung penuh penggunaan teknologi insinerator. Apalagi TPA Sarimukti sudah penuh dan Legoknangka belum bisa beroperasi,” tegas AA Abdul Rozak saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Sabtu 10 Mei 2025.
Rozak menilai, pengelolaan sampah dengan pendekatan teknologi termal bukan lagi opsi, tapi kebutuhan mendesak.
Geram Dengan Performa Wasit di Lapangan, Bojan Hodak Pastikan Persib Layangkan Protes
Sehingga anggota komisi C itu mendesak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung bergerak cepat, terlebih Pemkot Bandung sudah menggandeng dua perguruan tinggi terkemuka ITB dan Unpad untuk merumuskan strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Saat ini Kota Bandung memiliki tiga unit insinerator yang beroperasi: dua di Bandung Kulon dan satu di Partakomala. Masing-masing mesin memiliki kapasitas sekitar 10 ton sampah per hari.
sehingga dia mendorong agar adanya penambahan mesin baru untuk pengelolaan sampah ini.
“Tantangannya tinggal soal lokasi dan anggaran. Kita di DPRD siap kawal dari sisi penganggaran, tapi kita juga butuh ketegasan eksekutif untuk menentukan prioritas wilayah pemasangan mesin,” ujarnya.
Persoalan ini makin mendesak karena dua titik utama pembuangan akhir sedang dalam kondisi krisis. TPA Sarimukti nyaris kolaps karena overkapasitas, sedangkan TPA Legoknangka belum juga difungsikan.
Padahal, penyelesaian sampah masuk dalam program prioritas 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung yang baru.
“Jangan tunggu Bandung darurat sampah baru bergerak. Ini bukan hanya soal teknis, tapi juga soal komitmen dan keberanian ambil keputusan cepat. Kami di DPRD, terutama Komisi C, akan mengawal kinerja DLHK dalam waktu dekat secara ketat,” tandas Rozak.