Meski demikian, Soni tetap melihat sisi positif dari kebijakan ini. Ia menyebut, jika diterapkan dengan perencanaan matang, program ini bisa membuka peluang lebih besar bagi warga yang tinggal dekat sekolah untuk diterima saat Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini.
“SPMB tahun ini jadi kunci. Kalau mayoritas siswa rumahnya dekat dengan sekolah, program jalan kaki bisa lebih realistis,” katanya.
Ia juga menyarankan agar larangan penggunaan motor bagi siswa bisa diimbangi dengan penyediaan angkutan umum yang layak dan aman.
Malut United vs Persib : Maung Bandung Gagal Pesta Lebih Awal, Skor Akhir 1-0
“Pulangnya bisa pakai angkot. Itu juga bisa membantu roda ekonomi masyarakat. Tapi, tentu saja orang tua harus siap dengan pengeluaran tambahan,” kata Soni, mengungkapkan potensi dilema biaya yang akan dihadapi keluarga.
Sebagai solusi, ia mendorong agar seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, dinas perhubungan, hingga aparat keamanan, berkolaborasi mengawal implementasi kebijakan ini.
“Tata kota harus mendukung, keamanan harus terjamin, dan bus sekolah juga perlu diaktifkan kembali,” pungkasnya.