Koran Mandala -Industri gerabah keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta saat ini bisa dikatakan telah berhasil. Kualitas gerabah keramik berbahan baku tanah liat itu pun telah diakui oleh berbagai negara.
Tembus ekspor ke berbagai negara adalah salah satu bukti jika kualitas keramik Plered tak bisa dipandang sebelah mata.
Namun jauh sebelum itu tidak banyak yang tahu awal mula perkembangan buah tangan industri keramik Plered.
Staf UPTD Litbang keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jujun Junaedi menceritakan bahwa pertama masuk keramik ke Plered pada tahun 1904. Pada waktu itu warga membuat segumpal tanah agar dapat difungsikan.
Bukti dari sejarah itu adalah berdirinya gedung tua menyerupai pabrik berlokasi di Jalan Raya Plered. Setelah adanya gedung tua itu warga mulai tertarik membuat gerabah keramik.
“Dulu saat pertama masuk bahan keramiknya itu tanah putih, namun setelah dilakukan penelitian dan lainnya, ternyata tanah liat di Plered juga bisa digunakan, di situlah tanah liat berwarna cokelat asal Plered menjadi bahan baku gerabah keramik Plered,” ujar Jujun, Rabu 7 Mei 2025.
Gedung yang di bangun pada tahun 1950 lalu itu diresmikan oleh Wakil Presiden RI pertama, Mochammad Hatta sebagai sanggar belajar bagi pengrajin keramik.
Meski keberadaannya tidak sebagus tempo dulu, namun bangunan itu sehari-harinya tetap digunakan dan difungsikan sebagai tempat produksi grabah keramik.
“Iya bangunan itu diresmikan oleh Pak Hatta wakil presiden RI pertama sekitar tahun 1950 sebagai tempat sanggar para pengrajin pemula warga sekitar,” kata Jujun.
Tampak depan bangunan bagian atas membentuk dinding tinggi bertuliskan “Induk Perusahaan Keramik “Plered”.