Koran Mandala -Kasus pembunuhan yang menimpa seorang pemuda bernama Varhan mengejutkan warga Majalengka. Pelaku diduga adalah pacarnya sendiri, seorang mahasiswi bernama Amanda.

Menurut keterangan Kepolisian Resor (Polres) Majalengka, Varhan meninggal dunia setelah sebelumnya disekap selama tiga hari di rumah Amanda di Desa Lengkong Wetan, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Polisi masih mendalami motif di balik aksi pembunuhan tersebut.

Aktivis perempuan di bidang advokasi dan hukum dari PC Fatayat NU Majalengka, Intan Damayanti, menyayangkan peristiwa tragis ini. Ia menilai kasus ini perlu dilihat dari berbagai perspektif, termasuk hukum, sosial, dan persepsi publik.

Link Live Streaming dan Prediksi Skor Persib vs Barito Putera, Gratis dan Jernih Tinggal Klik

“Kita harus memahami konteks kejadiannya. Secara hukum, tindakan membunuh jelas salah. Namun kita juga harus memikirkan dampak psikologis dan sosial, termasuk upaya pencegahannya ke depan,” ujar Intan saat ditemui pada Jumat, 9 Mei 2025.

Intan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Rumah Perempuan dan Anak Kabupaten Majalengka menyebut, bisa saja pelaku berada dalam kondisi tertentu yang memicu tindakan di luar nalar. Ia menekankan bahwa siapa pun, baik perempuan maupun laki-laki, dapat menjadi korban atau pelaku kekerasan dalam hubungan.

Dalam beberapa kasus lain, kata dia, kekerasan dalam rumah tangga bahkan berujung pada pembunuhan, seperti istri yang membunuh suami karena kekerasan fisik atau kecanduan judi daring. Menurutnya, kasus seperti itu seringkali terjadi secara spontan dalam situasi penuh tekanan.

“Mungkin saja, dalam kasus ini, kondisi psikis pelaku berada dalam situasi mempertahankan diri, meski secara hukum ia tetap dinyatakan bersalah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Intan menyoroti tekanan sosial dan moral yang kemungkinan besar akan dialami pelaku karena berjenis kelamin perempuan. Ia khawatir masyarakat akan memberikan penilaian yang lebih berat terhadap perempuan pelaku kekerasan dibandingkan laki-laki.

“Ada kecenderungan framing negatif terhadap perempuan pelaku, yang bisa berdampak pada kesehatan mentalnya. Ini perlu jadi perhatian semua pihak,” katanya.

Sebagai langkah pencegahan, Intan berharap Pemerintah Kabupaten Majalengka dapat bersinergi dengan komunitas-komunitas perempuan dalam melakukan edukasi dan pendampingan kepada remaja, khususnya perempuan, agar kejadian serupa tidak terulang.

1 2

Menyajikan berita dan konten-konten yang menarik tapi berkualitas dengan bahasa yang lugas. Menuju Indonesia lebih baik.

Leave A Reply

Exit mobile version