KoranMandala.com – Musala empat lantai di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk saat ratusan santri tengah melaksanakan salat Ashar berjemaah pada Senin, 29 September 2025.
Peristiwa ini menimbulkan kepanikan dan menyebabkan korban jiwa serta luka-luka. Korban kebanyakan adalah para santri pondok pesantren tersebut yang masih berusia sekolah dan remaja.
Hingga Jumat pagi (3/10/2025), jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak sembilan orang.
Petugas Evakuasi Ajak Korban Berbicara di Tengah Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny
Dua jenazah terakhir ditemukan di area wudu musala setelah petugas Basarnas mengerahkan alat berat untuk mengangkat puing bangunan secara hati-hati.
Proses identifikasi masih berlangsung di RS Bhayangkara Polda Jatim, dengan tim DVI Polda Jatim bersiaga untuk memastikan identitas para korban.
Menurut laporan warga, sebelum bangunan runtuh, beberapa santri sempat merasakan goyangan pada struktur musala. Ketua RT setempat menyebut suara gemuruh terdengar seperti gempa bumi sebelum bangunan ambruk sekitar pukul 15.35 WIB, senin (29/9/2025).
Dugaan awal menyebutkan bahwa pengecoran di lantai empat yang belum mengeras sempurna menjadi penyebab runtuhnya bangunan.
Kepala Basarnas Surabaya, Nanang, menyatakan bahwa proses evakuasi masih terus dilakukan, dengan fokus pembersihan puing di sisi utara bangunan yang tidak terintegrasi dengan struktur utama.
Tim SAR gabungan dari berbagai instansi terus bekerja untuk mengevakuasi korban yang masih tertimbun.
Tragedi ini menjadi sorotan nasional dan memicu evaluasi terhadap standar konstruksi bangunan pesantren.
Pemerintah melalui Kementerian Agama menyatakan akan memperketat pengawasan terhadap pembangunan fasilitas pendidikan Islam demi menjamin keselamatan para santri.






