Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
AGAK sulit diterima logika, juga akal sehat, rumusnya Rocky Gerung.
Perang Badr itu tidak seimbang. Kekuatan tentara Islam hanya 314 orang dilengkapi 8 buah pedang, 6 baju perang 70 unta dan 20 kuda. Coba tengok kekuatan tentara kafir Quraish. Ada 1000 orang (ada yang bilang 1.100, wallahualam), dilengkapi 600 baju perang, 700 unta dan 300 kuda.
Dalam pasukan Quraish ada kerabat Rasul dari Bany Hasim, Abas bin Abdul Muthalib (paman Rasul) dan Hakim ( sepupu Siti Khadidjah). Semantara dalam pasukan Islam ada paman beliau Hamzah bin Abdul Muthalib.
Dalam kenyataanya, tentara muslim yang dipimpin langsung oleh Rasul, memenangkan peperangan. Tentara kafir berlarian meninggalkan 50 mayat bergelimpangan. Sementara ada 14 orang anggota pasukan Islam yang gugur.
Diantara 50 tentara Quraish yang tewas ada Utbah, Syaibah, Walid bin Utbah dan Abu Sofiyan atau Abu Jahal pemimpin kaum kafir Quraish.
Perang Badar itu terjadi pada bulan Ramadhan (puasa) tanggal 13 Maret 624 atau 17 Ramadhan 624. Dua tahun setelah Rasul dan kaum muslim (muhajirin) hijrah ke Medinah.
Badar itu terletak 80 km barat daya kota Madinah. Keadaanya sekarang merupakan sebuah lapangan yang ditumbuhi rerumputan yang berduri.
Perang Badar itu bermula ketika kaum Muhajirin yang baru dua tahun berada (setelah hijrah) di Madinah, mendengar kabar (pasti bukan dari medsos atau face book), kafilah Quraish yang dipimpin langsung Abu Sofian atau Abu Jahal akan pulang (setelah berniaga), dari Syam ke Mekkah. Mereka memastikan kafilah niaga itu akan lewat Badar. Karena di sana ada mata air yang sangat dibutuhkan para kafilah untuk melepas haus dan dahaga. Dan itu merupakan kebiasan para kafilah.
Karena itu mereka usul kepada Rasul untuk mencegatnya. Mereka ingin merebut kembali barang dan harta mereka yang dirampas kaum Quraish ketika masih berada di Mekkah.
Dan Rasul menyetujui meski dengan perasaan sedih. Terbayang kekalahan yang akan diderita umatnya. Lalu Rasulpun berdoa ; “Ya Allah kalau sampai mereka itu binasa pasti tak akan ada lagi selain aku yang akan menyembahmu”.