Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)
LAPAR dan dahaga tentu saja. Namanya seharian tak ada yang masuk. Makanan atau minunan. Çacing pastilah gemerutuk di dalam perut.
Banyak orang malas puasa karena takut sakit. Juga takut metong.
Ada cerita tentang buya Hamka. Semua pasti tahu, termasuk milenial dan gen Z. Namanya masuk dalam konten sejarah.
Ketika sakit di usia 82 tahun dan dirawat di rumah sakit, keluarga dan dokter meminta agar buya tidak shaum. Tapi apa jawabnya ? Sungguh mengejutkan ; “Tidak ada orang mati karena/akibat puasa. Orang mati bulan puasa banyak. Tapi itu bukan akibat puasa. Itu soal giliran saja. Di bulan suci itu malaikat Izrail masih menerima sprinbut (surat perintah mencabut nyawa). Mungkin dalam jumlah terbatas, wallahu alam.
Dan buya tetap shaum. Beliau wafat 8 bulan kemudian dan tidak dalam keadaan shaum.
Sejumlah ulama dan para cerdik cendekia (ilmuwan) di belahan barat banyak yang membuat penelitian dan kajian. Hasilnya unik dan bisa membuat banyak orang terheran heran.
Ada Ibnu Utsaimin menulis kitab “Min fataawaa al ulamaa fi al-Shiyaam wa id syahr ramdhan” Atau Syeikh bin Bad dalam “Majmuu’ fataawaa wa maqalat mutanawwiyah al-Shiyaam”.
Menurut mereka puasa/shaum itu memiliki banyak maslahat, antara lain mengembangkan perasaan berada dalam satu entitas, kebersamaan dalam hubungan individu di tengah masyarakat. Bersama sama melatih jiwa untuk mencapai kesempurnaan berlebih.
Puasa bisa membersihkan diri dan jiwa dari akhlaq tercela. Membangun keakrababan, menghilangkan egoisme dan memperkecil jurang perbedaan antara si kaya dan yang miskin papa.
Abu Bakar al Faryabi menambahkan, puasa dapat menyulut gairah atau semangat keislaman, menghilangkan sifat ragu, menumbuhkan empati bagi orang berpunya untuk menolong dan memberi orang yang kekurangan.
Dr. Alexis Carrel peraih Nobel bidang kesehatan tahun 2011 meyakini bahwa puasa tidak bakal membuat orang sakit.
Bahkan Dr. Ibnu Sina (980-1037 m), dari Mesir selalu menyuruh pasiennya berpuasa dulu 2 minggu sebelum diperiksa dan diobati.
Menurutnya puasa merupakan sebuah terapi untuk pencegahan dan penyembuhan berbagai jenis penyakit.
Dr. Alan Scot seorang peneliti masalah kesehatan dan Dr. Yury Direktur Rumah Sakit Jiwa di Rusia, menghimpun beberapa temuan sejumlah agamawan dan ilmuwan, tentang hikmah dan manfaat puasa/shaum dibalik perintah Allah
– membuat penglihatan semakin terang,
– terbebas dari bermacam penyakit seperti darah dan lemak tinggi, pengendalian emosi dan stress
– menajamkan fungsi indrawi
– menghambat proses penuaan
– merasakan fisik dan mental lebih baik
– bagi wanita menambah kecantikan (inner beauty) dan menormalkan fungsi fungsi kewanitaan/pembentukan keindahan tubuh.
– meningkatkan kecerdasan dan menjaga kesabaran (stabilitas emosi)
Wallahu alam bishawab. Semua terserah anda. Saya hanya menemukan narasi dan literasi. Salah satunya dari buku Miracle of Shaum karya Muhammad Ibrahim Salim (1975).
Dan bagi saya, ini soal insting menulis semata, relevan dengan tibanya bulan ramadhan 1445.
At last, selamat menunaikan ibadah shaum kepada semua muslim.- ***