Fokusnya adalah penguatan branding kota melalui peran para hijabfluencer, termasuk mengangkat potensi wisata heritage yang menjadi daya tarik khas Bandung.
Lebih dari sekadar kontes kecantikan, PHI dirancang sebagai gerakan sosial dan ekonomi. Para finalis ditargetkan kembali ke daerah masing-masing untuk menjadi influencer UMKM lokal.
“Program ini sudah berjalan lima tahun. Mereka bukan hanya beauty contest muslimah, tapi agen pemberdayaan ekonomi di daerahnya,” kata Indri.
Asep Mulyadi, founder brand Etika yang berkolaborasi dengan Albis Group tahun ini, menyebut kerja sama tersebut menjadi bukti bahwa UMKM tak bisa lagi hanya mengandalkan persaingan.
“Sekarang bukan lagi zamannya bersaing, tapi berkolaborasi. Tantangan pasar hari ini besar sekali, dan UMKM harus bisa bertahan dengan kerja sama kreatif seperti ini,” ungkap Asmul.
Dengan kiprah para finalis yang siap bersinergi mempromosikan UMKM dan pariwisata, Grand Final PHI 2025 tak hanya memperkuat posisi Bandung sebagai trendsetter fesyen muslim, tetapi juga mendorong kolaborasi kreatif yang berdampak pada ekonomi nasional.






