Koran Mandala – Konflik udara antara India dan Pakistan terus memanas, terlebih sejak keduanya meningkatkan kemampuan tempur udara mereka dengan jet-jet tempur generasi terbaru. Di tengah ketegangan ini, kombinasi pesawat tempur J-10C dan rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 milik Angkatan Udara Pakistan menjadi perhatian dunia, karena disebut-sebut mampu mengimbangi—bahkan membunuh—kemampuan jet Rafale India dalam skenario pertempuran udara jarak jauh (BVR/Beyond Visual Range).
Peta Kekuatan Udara: India vs Pakistan
Angkatan Udara India (IAF) secara kuantitatif masih unggul, dengan lebih dari 1.700 pesawat, termasuk jet tempur Rafale buatan Prancis, Su-30MKI buatan Rusia, dan Tejas produksi dalam negeri. Rafale menjadi kebanggaan utama karena membawa teknologi canggih, radar AESA, sistem peperangan elektronik Spectra, serta rudal Meteor jarak jauh yang diklaim superior.
Setelah Minimum Essential Force Tak Tercapai Kemana Arah Kebijakan Pertahanan Prabowo?
Namun Pakistan tidak tinggal diam. Pakistan Air Force (PAF) meskipun lebih kecil dengan sekitar 800 pesawat, secara strategis memperkuat armada tempurnya dengan 25 unit J-10C buatan China yang dilengkapi rudal PL-15—rudal udara-ke-udara BVR yang diklaim memiliki jangkauan hingga 200-300 km, mengalahkan jangkauan Meteor (sekitar 150 km dalam skenario realistis).
Kombinasi Mematikan J-10C dan PL-15
J-10C adalah pesawat tempur generasi 4.5 dengan teknologi radar AESA, kemampuan siluman terbatas, dan manuver yang tinggi. Ketika dipasangkan dengan rudal PL-15 yang dilengkapi radar aktif dan sistem penjejak elektronik mutakhir, kombinasi ini memberi keunggulan dalam pertarungan jarak jauh. Bahkan dalam simulasi konflik dan pengujian terbatas, kombinasi ini mampu menargetkan jet musuh dari jarak lebih jauh daripada Meteor yang diandalkan Rafale.
China mengembangkan PL-15 dengan fokus untuk menandingi rudal AIM-120D milik AS dan Meteor milik Eropa. Radar AESA di moncong J-10C membantu mengoptimalkan akurasi tembakan PL-15, sementara sistem peperangan elektronik J-10C mampu memperbesar peluang bertahan hidup di zona tempur yang padat radar.
Dampaknya pada Keseimbangan Kekuatan
Dengan hadirnya J-10C dan PL-15, Pakistan kini memiliki kekuatan BVR sejajar—bahkan dalam beberapa aspek melebihi—India. Ini menjadi pergeseran signifikan dalam peta kekuatan udara Asia Selatan. Meskipun India masih unggul dari sisi kuantitas dan pengalaman operasional, Pakistan telah menunjukkan bahwa kualitas sistem senjata modern bisa menjadi penyeimbang dalam konflik terbatas.
Konflik udara kini tidak lagi ditentukan oleh manuver dogfight klasik, tetapi oleh siapa yang bisa menembak lebih dulu dan dari jarak lebih jauh. Dalam konteks ini, PL-15 bisa menjadi game changer.
Kombinasi J-10C dan rudal PL-15 bukan sekadar pembelian alutsista, melainkan strategi Pakistan untuk menghadirkan deterrent kuat terhadap dominasi udara India. Sementara itu, India perlu merespons dengan peningkatan jaringan peringatan dini, integrasi pertahanan udara, dan mungkin percepatan pengadaan rudal BVR generasi baru.
Dalam lanskap konflik udara modern, siapa yang lebih dahulu melihat dan menembak, ialah yang kemungkinan besar menang.