Misalnya, ia pribadi tidak nyaman jika ada orang lain memberikan nomornya tanpa izin.
Adapun batasan kepada diri sendiri seperti memastikan tidur cukup tujuh jam setiap hari.
Menentukan batasan bukanlah tindakan egois, tapi bentuk cinta dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Memiliki batasan juga membantu kita mengenali hubungan yang sehat, hubungan yang berlandaskan saling menghargai, bukan sekadar memberi dan menerima.
Sayangnya, banyak orang menjalin hubungan hanya karena seseorang “baik” padanya, padahal makna kebaikan bisa keliru, seperti mudah mereka akses atau selalu ada.
Tanpa batasan, kita akan sulit membedakan siapa yang benar-benar menghargai kita.
Seperti karakter Zuko dalam serial Avatar, yang awalnya terobsesi mengejar pengakuan dari ayahnya.
Namun akhirnya, ia menyadari pentingnya menentukan takdirnya sendiri, membangun batas, dan berdiri atas kehendaknya.
Kita pun demikian, adanya eksistensi kita bukan untuk menyenangkan orang lain.
Membangun batasan memang tidak mudah.
Kita sering berpikir bahwa nanti banyak orang yang akan meninggalkan atau menciptakan konflik.
Tapi justru di sinilah pentingnya kesadaran diri.
Kita perlu memahami nilai-nilai pribadi, mengenali apa yang penting dan membuat tidak nyaman, lalu mengomunikasikannya dengan tegas namun tetap sopan.
Ingat, kita bertanggung jawab atas hidup kita sendiri.
Itulah pembahasan tentang pentingnya memiliki batasan atau boundaries dari Gitasav.
Kita berhak memiliki ruang aman, hubungan sehat, serta lingkungan yang menghargai batasan tersebut. ***