Jika pada bulan Juni HPP kalian tercatat sebesar Rp19.500.000 atau 30% dari total penjualan, maka kalian bisa memproyeksikan bahwa bulan Juli pun akan memiliki HPP sekitar 30% dari penjualannya.

Langkah ketiga adalah mencatat biaya wajib.

Ini adalah pengeluaran yang tidak bisa kalian hindari, seperti gaji karyawan, sewa tempat, dan utilitas.

Kalian bisa menelusuri mutasi rekening bisnis untuk mengidentifikasi jenis dan nominal biaya wajib yang telah keluar pada bulan lalu.

Langkah keempat adalah melakukan alokasi anggaran.

Setelah mengetahui proyeksi penjualan, HPP, dan biaya wajib, kalian dapat menghitung sisa anggaran.

Sisa ini baru kalian alokasikan ke pos biaya tidak wajib seperti iklan, transportasi, atau perlengkapan, sambil tetap menjaga agar total pengeluaran berada di bawah pendapatan agar bisnis tetap untung.

Langkah kelima adalah evaluasi.

Penting untuk membandingkan hasil aktual dengan proyeksi.

Evaluasi kita lakukan mulai dari penjualan, efisiensi HPP, hingga efektivitas pengeluaran lainnya.

Jika ada selisih signifikan antara proyeksi dan realisasi, maka itu menjadi dasar untuk perbaikan anggaran bulan berikutnya.

Membuat anggaran hanyalah satu bagian dari manajemen keuangan bisnis.

Namun dengan lima langkah di atas, kalian sudah selangkah lebih dekat untuk memiliki kontrol keuangan yang lebih baik dan membawa bisnis ke arah yang lebih sehat secara finansial.

Itulah cara menyusun anggaran bisnis dari Kelly Patricia. ***

1 2

Penulis.

Leave A Reply

Exit mobile version