Lalu, solusi yang dapat kita terapkan, yaitu manajemen krisis, diversifikasi identitas, dan merentangkan pertahanan.
Burnout muncul ketika merasa kehilangan kendali atas apa yang kita kerjakan, misalnya tugas datang bertubi-tubi, ujian silih berganti, dan merasa apa yang kita lakukan tidak memiliki makna.
Kondisi ini akan lebih parah ketika meyakini bahwa materi yang sedang kita pelajari tidak akan berguna di masa depan.
Situasi ini bisa membuat seseorang merasa salah jurusan.
Dalam kondisi seperti ini, sangat penting untuk menurunkan ekspektasi dan menetapkan target yang lebih realistis.
Fokus pada hal-hal kecil setiap harinya, seperti menyelesaikan tiga soal atau membaca satu halaman buku, adalah langkah awal untuk memulihkan semangat.
Selain itu, perluas cara kalian memaknai diri jangan hanya menggantungkan nilai diri pada prestasi akademik.
Cobalah mengeksplorasi kegiatan di luar perkuliahan seperti organisasi, hobi, atau proyek pribadi.
Terakhir, penting bagi kita untuk bercerita.
Buka ruang untuk mengakui perasaan, baik kepada teman, keluarga, atau profesional.
Saat berbagi, akan sadar bahwa banyak orang mengalami hal serupa, dan kita tidak sendiri.
Itulah cara menghadapi stress atau burnout saat sekolah atau kuliah dari Zahid Ibrahim. ***