Ini hanya menuangkan isi pikiran secara bebas atau terkenal sebagai stream of consciousness.
Ia pribadi memilih menulis tangan karena prosesnya terasa lebih mendalam dan membantu menyelami pikiran dengan lebih fokus.
Meskipun idealnya melakukan ini di pagi hari, ia menyadari bahwa rutinitas setiap orang berbeda.
Ada kalanya ia menulis saat jeda kelas atau bahkan melanjutkannya di malam hari.
Fleksibilitas ini justru menjadi kunci agar praktik ini tidak menjadi beban, melainkan ruang yang menenangkan.
Selama dua minggu, ia menyadari bahwa morning pages tidak hanya berfungsi sebagai tempat meluapkan stres, tetapi juga sebagai ladang munculnya ide-ide baru.
Bahkan, keresahannya berkaitan dengan keputusan penting seperti pertukaran pelajar atau program akselerasi pun perlahan menemukan kejelasan lewat proses menulis ini.
Baginya, nilai utama dari morning pages bukan pada hasil tulisan, melainkan pada prosesnya seperti berpikir, merasakan, dan menyusun ulang isi kepala dengan jujur.
Jika kalian tertarik mencoba, ini tidak memerlukan buku mahal.
Cukup alat tulis yang kamu miliki dan komitmen untuk menulis secara konsisten selama 7–14 hari.
Siapa tahu akan menemukan kejernihan dan ketenangan dalam setiap halaman yang kalian tulis.
Itulah pembahasan Zahid Ibrahim tentang morning pages. ***