Koran Mandala – Senyum Fifi Fauzia Rohmah merekah saat namanya diumumkan sebagai Project Director dalam program pengabdian masyarakat nasional Passion: Paras Action Vol.2 di Desa Wanagiri, Bali. Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) Bandung itu tak hanya mengharumkan nama kampusnya, tetapi juga membawa semangat muda Kabupaten Tangerang dan Provinsi Banten ke panggung nasional.
Kegiatan yang digelar oleh Pilar Generasi Emas Indonesia (Paras Indonesia) ini berlangsung pada 10–17 April 2025, menghadirkan anak-anak muda dari seluruh Indonesia yang siap turun langsung mengabdi ke masyarakat wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal). Fifi, yang terpilih setelah melewati seleksi ketat dari ratusan pendaftar, dipercaya penuh untuk memimpin tim.
“Waktu studi kasus via Zoom itu paling bikin deg-degan,” kenang Fifi. “Selama satu jam, saya harus mempresentasikan program kerja yang saya susun. Mulai dari identifikasi isu, strategi pemberdayaan, hingga teknis di lapangan. Momen itu benar-benar menguji segalanya—logika, kepemimpinan, dan ketahanan mental.”
Kepercayaan sebagai Project Director bukan hal sepele. Menurut Muh. Farid, salah satu founder Paras Indonesia, Fifi tak hanya memimpin ekspedisi, tapi juga menjadi pembawa nilai dan semangat pengabdian. “Ini bukan sekadar program kerja, ini adalah amanah nilai dan esensi volunteerism yang kami titipkan untuk disampaikan langsung kepada masyarakat,” ujarnya.
Selama seminggu penuh, Fifi bersama para relawan bergerak dalam lima bidang utama: pendidikan, kesehatan, lingkungan, ekonomi kreatif dan pariwisata, serta media kreatif. Ia juga berhasil lolos sebagai delegasi nasional fully funded, membuktikan bahwa dedikasi bisa membuka banyak pintu.
“Alhamdulillah, saya bersyukur banget bisa jadi bagian dari kegiatan ini. Semoga bisa membawa dampak positif, dan jadi inspirasi buat anak muda lain untuk peduli dengan sesama,” ujarnya dengan mata berbinar.
Kehadiran mereka disambut hangat masyarakat Wanagiri. “Terima kasih telah memilih desa kami. Semoga desa ini makin dikenal, bukan hanya karena pariwisatanya, tapi juga karena semangat belajarnya,” kata Perbekel Wanagiri, Made Suparanton.
Kisah Fifi adalah pengingat bahwa perubahan besar sering dimulai dari langkah kecil. Ketika langkah itu dilandasi niat dan semangat memberi, maka jejaknya bisa terasa jauh, bahkan hingga ke pelosok negeri.