Ia menambahkan, kelanjutan pembangunan jalur penghubung ini membutuhkan anggaran besar. Karena itu, proyek lanjutan ditargetkan dikerjakan pada 2026.
“Nanti kita lanjutkan pembangunannya, sehingga akses darat ini bisa tersambung ke Kabupaten Bogor,” ujarnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Purwakarta, Didi Garnadi, mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk melanjutkan pembangunan jalur yang masih tersisa.
“Masih ada sekitar 15 kilometer lagi yang belum tersambung, termasuk dua jembatan. Di 2026, kami sudah merancang lanjutan pembangunannya. Selain itu, ada beberapa jalur baru yang akan dibuka, di antaranya jalur lingkar Paranggombong,” jelas Didi.
Menurutnya, kebutuhan anggaran pembangunan jalur tersebut mencapai Rp30 miliar. Pemkab Purwakarta telah mengajukan usulan bantuan keuangan provinsi (Banprov).
Selain membuka akses darat bagi warga Sukasari, jalur ini juga akan menjadi penghubung strategis antarwilayah.
“Ke depan, Jalur Lingkar Barat juga akan terhubung dengan ruas poros Sangga Buana, yang membentang dari Loji di Kabupaten Karawang hingga Bogor,” tambahnya.
Didi mengakui, dalam beberapa tahun terakhir Jalur Lingkar Barat kurang mendapat perhatian akibat keterbatasan anggaran. Namun, pihaknya optimistis pada 2026 jalur alternatif tersebut akan kembali mendapat sentuhan perbaikan.






