KoranMandala.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat bersama Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut menggelar Kampanye Anti Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di SMAN 6 Garut, Selasa (…). Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman peserta didik terkait perlindungan anak, kesehatan reproduksi remaja, serta pencegahan kekerasan dan pernikahan usia dini.
Program kampanye menyasar 10 sekolah tingkat SMA/SMK dan MA di Kabupaten Garut, di antaranya SMAN 15 Garut, SMKN 1 Garut, SMKN 12 Garut, SMAN 6 Garut, SMK YPPT, SMAN 11 Garut, MAN 2 Garut, dan SMKN 2 Garut.
Acara di SMAN 6 Garut dihadiri Kepala DP3AKB Provinsi Jawa Barat dr. Siska Gerfianti, Sp. DLP., M.H.Kes., Wakil Bupati Garut drg. Luthfianisa Putri Karlina, MBA, serta perwakilan Kejaksaan Negeri Garut Bimo Mahardika. Kegiatan diawali dengan senam bersama yang dipandu instruktur, menciptakan suasana segar sebelum memasuki rangkaian inti kampanye.
DP3A Karawang Kampanyekan Stop Perkawinan Dini di Hari Anak Nasional
Dalam sambutannya, dr. Siska menekankan berbagai bentuk kekerasan yang marak di kalangan remaja, mulai dari fisik, verbal, emosional, hingga berbasis gender.
“Jangan menormalisasi kekerasan atas nama pergaulan, candaan, atau tradisi. Semua bentuk kekerasan harus dilawan,” tegasnya.
Ia juga memperkenalkan kembali konsep Panca Waluya, yakni Cageur (sehat), Bageur (berperilaku baik), Bener (jujur), Pinter (cerdas), dan Singer (tanggap). Menurutnya, nilai luhur ini harus menjadi fondasi dalam membangun karakter remaja agar sekolah dan keluarga terbebas dari kekerasan.
Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, yang membuka acara secara resmi, mengajak para siswa menjadi pelopor pencegahan kekerasan.
“Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang pembentukan karakter dan nilai kemanusiaan. Kita ingin generasi penerus yang cerdas, berempati, menghargai perbedaan, dan menolak segala bentuk kekerasan,” ujarnya.
Ia juga mendorong keberanian remaja untuk bersuara.
“Jangan diam. Laporkan. Dengan berbicara, kita bisa mencegah lebih banyak korban.”
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi dari perwakilan Kejaksaan Negeri Garut, Kepala Sekolah SMAN 6 Garut Saepuloh, dan Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Garut Yayan Waryana. Topik yang dibahas mencakup perlindungan hukum di satuan pendidikan, peran sekolah dalam membentuk karakter, serta penguatan budaya anti kekerasan.
Selain kampanye edukatif, acara ini juga menghadirkan cek kesehatan gratis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Pemeriksaan meliputi tensi, status gizi, kesehatan mental, pemeriksaan darah, kesehatan gigi, skrining TBC, hingga deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).
Melalui kampanye ini, pemerintah daerah berharap tercipta sekolah-sekolah yang aman, sehat, dan ramah anak, serta terbangun kesadaran remaja untuk menolak segala bentuk kekerasan.






