KoranMandala.com –Masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yang dimulai sejak kehamilan hingga anak berusia dua tahun, merupakan periode emas yang sangat menentukan kualitas hidup dan masa depan anak. Pada fase ini, pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak berlangsung sangat pesat dan tidak bisa diulang.
Penegasan itu disampaikan Plt. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Dewi Primasari, dalam talkshow Radio Sonata yang disiarkan bersama PRFM Bandung, Jumat (8/8/2025).
“Kalau di masa ini anak tidak mendapatkan gizi yang cukup, tidak diberi ASI eksklusif, atau sering sakit, dampaknya bisa jangka panjang. Anak bisa tumbuh lebih pendek, kemampuan berpikir lambat, dan mengalami kesulitan belajar,” ujar Dewi.
Persib Bandung Ingatkan Larangan Away Untuk Supporter Tim Tamu Masih Berlaku
Dinas Kesehatan Kota Bandung, kata Dewi, memberikan perhatian serius terhadap 1.000 HPK melalui edukasi kepada ibu hamil, pemberian suplemen gizi, imunisasi lengkap, dan pemantauan tumbuh kembang balita. Upaya ini bertujuan untuk membangun fondasi kesehatan anak sejak dini.
Dewi menjelaskan, stunting sering kali dipicu oleh kekurangan gizi, baik saat kehamilan maupun setelah anak lahir. Kurangnya pemahaman ibu hamil tentang pentingnya asupan protein hewani, sayuran, dan vitamin menjadi salah satu faktor penyebab.
Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga lebih rentan mengalami stunting. Selain itu, pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai dan lingkungan yang tidak bersih dapat menghambat penyerapan gizi secara optimal.
“Infeksi berulang seperti diare, ISPA, atau TBC sering terjadi di kawasan padat penduduk. Karena itu, menjaga kebersihan lingkungan dan membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat sama pentingnya dengan pemenuhan gizi,” jelasnya.
Menurut Dewi, intervensi sejak awal menjadi kunci dalam mencegah stunting. Tenaga kesehatan berperan penting dalam mendampingi ibu hamil melalui pemeriksaan rutin, pemberian tablet tambah darah dan vitamin, serta memastikan proses persalinan berlangsung aman.
Setelah anak lahir, kader posyandu ikut berperan dalam pemantauan tumbuh kembang balita setiap bulan. Mereka juga memberikan imunisasi, vitamin A, serta makanan tambahan sesuai kebutuhan anak.






