KoranMandala.com – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jawa Barat, Siska Gerfianti, menyampaikan harapan besar kepada Rumah Sakit Universitas Padjadjaran (RS Unpad) untuk terus menjadi pelopor dalam pelayanan kesehatan, termasuk di bidang keluarga berencana.
Hal tersebut disampaikan Siska saat mewakili Gubernur Jawa Barat pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-1 RS Unpad yang digelar Minggu (20/7/2025). Peringatan tersebut diisi dengan kegiatan bakti sosial berupa pelayanan KB metode operasi pria (MOP) atau vasektomi dan metode operasi wanita (MOW) atau tubektomi.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, saya mengucapkan selamat ulang tahun yang pertama untuk RS Unpad. Semoga terus menjadi pelopor pelayanan kesehatan yang unggul, serta mendukung program pembangunan kesehatan dan keluarga, termasuk Bangga Kencana,” ujar Siska yang akrab disapa Doksis.
Persib Bandung Kedatangan Frans Putros, Julio Cesar : Dia Pemain Bagus
Doksis menjelaskan, indikator utama dalam program Bangga Kencana meliputi angka kelahiran total (TFR), angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need), dan angka pemakaian kontrasepsi modern (MCPR). Pada 2024, TFR Jawa Barat tercatat 2,03. Kota Bekasi memiliki TFR terendah (1,81), sedangkan tertinggi di Kabupaten Garut (2,35).
Meski demikian, Jabar masih mencatat unmet need sebesar 11,2 persen, sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata nasional 11,1 persen.
Capaian MCPR di Jabar cukup menggembirakan, dengan angka 64,3 persen—melebihi target 63,6 persen dan di atas rata-rata nasional sebesar 61,7 persen. Kabupaten Sumedang menjadi daerah dengan capaian tertinggi, yakni 76,1 persen.
Namun demikian, capaian peserta KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) masih di bawah target. Dari target 25,4 persen, baru tercapai 22,8 persen—di bawah rata-rata nasional yang sebesar 25,5 persen.
Doksis mengapresiasi RS Unpad atas pelaksanaan bakti sosial yang mencatatkan 30 peserta MOW dan 3 peserta MOP. Ia berharap RS Unpad terus menyediakan layanan tersebut guna meningkatkan akses terhadap KB MKJP di Jawa Barat.
“Program KB bukan semata pengendalian penduduk. Ini adalah investasi jangka panjang untuk membentuk keluarga berkualitas, menekan angka kematian ibu dan anak, serta mendukung ketahanan keluarga dan pembangunan manusia secara menyeluruh,” tegasnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dinas Kesehatan dan DPPKBPPPA Kabupaten Sumedang, BKKBN, serta tenaga kesehatan dan penyuluh.






