Masyarakat dapat melapor secara langsung ke kantor UPTD terdekat, melalui WhatsApp di nomor 0852-2220-6777, atau lewat kanal nasional SAPA 129. Informasi juga bisa diakses melalui media sosial resmi DP3AKB Jabar.
Terkait dugaan pelecehan seksual oleh tenaga medis di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan salah satu rumah sakit di Garut yang viral di media sosial, Siska mendesak aparat penegak hukum menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku.
Sebagai langkah preventif, DP3AKB menggulirkan Program Jabar CEKAS (Jawa Barat Berani Cegah Tindakan Kekerasan) yang melibatkan akademisi, pelaku usaha, dan kader PKK. Program ini diperkuat dengan pembentukan Satgas PAAREDFI CEKAS di tingkat desa dan kelurahan.
“Satgas ini bertugas mengkampanyekan lima Berani, yaitu: Berani Mencegah, Berani Menolak, Berani Melapor, Berani Maju, dan Berani Melindungi,” kata Siska.
Menanggapi isu yang turut menjadi perbincangan publik, yakni kampanye program vasektomi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Siska menegaskan bahwa tujuan program tersebut adalah meningkatkan kesertaan ber-KB, baik oleh laki-laki maupun perempuan, terutama bagi keluarga penerima bantuan sosial.
“Pak Gubernur tidak hanya mendorong vasektomi, tetapi juga kesadaran ber-KB bagi seluruh keluarga. Banyak penerima bantuan memiliki lebih dari tiga anak, yang kemudian berdampak pada pengasuhan, gizi, kesehatan, pendidikan, dan hak anak yang terbengkalai,” ungkapnya.
Di akhir pernyataannya, Siska mengajak insan pers untuk turut serta dalam upaya edukasi kepada masyarakat mengenai hak korban, cara pelaporan kekerasan, serta lembaga yang dapat memberikan bantuan hukum dan perlindungan.
“Pers memegang peran penting dalam menciptakan lingkungan sosial yang suportif terhadap korban, serta dalam menjaga etika jurnalistik dengan tidak mengekspos identitas dan penderitaan korban,” ujarnya.***
