KORANMANDALA.COM – PSSI kena denda dari FIFA, apa penyebabnya?
Federasi sepak bola Indonesia, PSSI, resmi menerima sanksi dari FIFA akibat insiden yang terjadi saat laga kualifikasi Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan Irak.
Berdasarkan laporan, terjadi lemparan botol plastik di tribun hingga protes keras pemain terhadap ofisial.
Jadi Penentu Kemenangan, Adam Alis Beberkan Intruksi Khusus Bojan Hodak
Sementara itu, di negara tetangga Malaysia, Football Association of Malaysia (FAM) menghadapi sanksi karena pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi.
Denda yang dijatuhkan jauh lebih besar secara nominal, namun perbandingan nilai relatif berbeda.
Apa Isi Hukuman untuk PSSI & Pemain?
-
PSSI dijatuhi denda sebesar 50.000 Swiss Franc (sekitar Rp 1 miliar) oleh FIFA karena gagal menjaga keamanan dan ketertiban pertandingan. Pelanggaran terkait Pasal 17 ayat 2(b) Kode Disiplin FIFA.
-
Dua pemain timnas Indonesia, Thom Haye dan Shayne Pattynama, juga dijatuhi hukuman larangan bermain empat laga internasional dan denda masing-masing 5.000 CHF (sekitar Rp 103 juta). Hukuman muncul karena “behaviour tidak sportif terhadap ofisial pertandingan”.
Mengapa Dikatakan “Sepertujuh” dari Sanksi FAM?
Di sisi lain, FAM dikenai denda besar menyentuh 350.000 CHF (sekitar Rp 7,2 miliar) atas kasus pemalsuan dokumen tujuh pemain. Pemain-pemain tersebut juga dilarang aktif selama 12 bulan.
Karena itu, ketika denda PSSI dibandingkan secara jumlah absolut dengan FAM yakni 50.000 CHF vs 350.000 CHF, maka “sepertujuh” menjadi gambaran kasar besarnya perbedaan.
Dampak & Implikasi untuk Timnas Indonesia
-
Ketidakstabilan dalam persiapan tim nasional karena kehilangan dua pemain utama selama beberapa pertandingan.
-
Beban finansial untuk federasi yang harus menanggung denda besar di tengah tantangan pembinaan yang sudah panjang.
-
Isu citra sepak bola Indonesia di kancah internasional makin kompleks akarnya: bukan hanya performa di lapangan, tetapi juga aspek disiplin dan tata kelola.
-
Tekanan bagi PSSI untuk memperkuat manajemen pertandingan dan keamanan suporter agar kejadian serupa tak terulang.*






