KORANMANDALA.COM –Pengamat sepak bola nasional Eko Noer Kristiyanto, yang akrab disapa Eko Maung, menilai sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terhadap Persib Bandung sebagai keputusan yang wajar.
Sebelumnya, Komdis PSSI memberikan denda sebesar Rp25 juta kepada Persib setelah adanya laporan bahwa sejumlah suporter Maung Bandung hadir di Stadion Kanjuruhan, Malang, saat laga tandang menghadapi Arema FC. Padahal, sesuai regulasi liga, suporter tamu dilarang hadir dalam pertandingan berisiko tinggi tersebut.
Dalam wawancara dengan media ini, Eko Maung menegaskan bahwa keputusan Komdis tidak perlu diperdebatkan karena didasarkan pada bukti yang jelas.
“Iya, sanksi dari komdis mah wajar, kan buktinya ada ya. Yang lawan Arema kan jelas ada. Ada orang-orang pakai baju Persib, bergerombol, datang di Kanjuruhan,” ujar Eko Maung.
Menurutnya, keputusan tersebut sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dan sebaiknya diterima dengan lapang dada oleh semua pihak.
“Kan sanksinya Rp 25 juta, jadi udah nggak ada masalah itu mah, wajar. Jadi ini tanpa membandingkan dengan sanksi yang lain, sanksi yang diterima oleh pihak lain. Tapi kena sanksi 25 juta itu gara-gara penonton hadir, away, ya wajar,” lanjutnya.
Eko menambahkan, yang terpenting bagi klub dan suporter adalah mengambil pelajaran dari insiden ini agar tidak terulang. Ia menilai hubungan antara klub dan suporternya harus saling mendukung dengan cara yang positif, tanpa melanggar aturan yang bisa merugikan tim.
“Persib itu punya basis suporter besar dan solid. Tapi kalau ingin klubnya terus maju, semua juga harus disiplin dan patuh pada regulasi. Jangan sampai niat baik untuk dukung malah jadi beban buat tim,” katanya menegaskan.
Namun di sisi lain, tidak semua pihak sependapat dengan pandangan tersebut. Habibi (27), seorang Bobotoh asal Cimahi, menilai keputusan Komdis PSSI tersebut tidak adil. Ia merasa masih ada ketimpangan dalam penegakan aturan terhadap klub lain.
“Tim lain kan ada juga yang melakukan pelanggaran yang sama kok nggak disanksi,” ucap Habibi dengan nada sinis.
Menurutnya, keadilan dalam penerapan aturan seharusnya menjadi prioritas, agar tidak muncul kesan bahwa hanya tim-tim tertentu yang mendapat perhatian khusus dari Komdis.
“Kalau mau tegas, ya harus adil ke semua klub. Jangan Persib doang yang kena kalau ada suporter away. Ini yang bikin banyak Bobotoh merasa heran,” tambahnya.






