Ia menyebut bahwa FIFA sebagai badan sepakbola tertinggi di dunia akan menentukan apakah ia harus mundur atau tetap mengemban kedua posisi tersebut.
“Semua aturan ada di FIFA. Nanti FIFA yang akan bersurat,” kata Erick Thohir.
Sorotan Publik & Tanggapan Internal PSSI
Publik menyoroti kemungkinan konflik kepentingan karena ia merangkap jabatan sebagai Menpora dan Ketum PSSI.
Banyak pihak bertanya apakah ia mampu menjalankan kedua amanah dengan adil dan fokus?
Beberapa anggota Exco PSSI menyatakan mendukung Erick selama ia mampu mengelola kepentingan dengan transparan dan profesional.
Kabar baik pun muncul setelah FIFA memberi sinyal restu. Hal ini menenangkan sebagian masyarakat yang khawatir adanya intervensi politik terhadap otoritas federasi sepakbola.
Tantangan dan Peluang bagi Kepemimpinan Ganda
Kepemimpinan rangkap membawa tantangan besar. Erick harus membagi waktu, tenaga, dan perhatian antara tugas pemerintahan sebagai Menpora dan tugas federasi sebagai ketua PSSI.
Ia harus menghindari benturan kepentingan, menjaga independensi PSSI, dan tetap fokus meningkatkan prestasi sepakbola nasional.
Di sisi lain, situasi ini membuka peluang besar. Sinergi antara Kementerian Pemuda dan Olahraga dan PSSI bisa berjalan lebih lancar.
Kebijakan pemerintah serta aspirasi FIFA mungkin bisa selaras, khususnya dalam pembinaan usia muda, infrastruktur olahraga, serta persiapan SEA Games 2025 dan agenda internasional lain.*






