Koran Mandala -Suasana GOR Tadjimalela, Sumedang, terasa berbeda pagi itu. Sorak-sorai peserta Turnamen Bupati Sumedang Open 2025 memecah udara, tapi yang paling menyita perhatian bukan hanya deretan pertandingan seru yang tengah berlangsung. Seorang sosok istimewa hadir di tengah kerumunan—Sabar Karyaman Gutama, atau yang akrab disapa A Iboy.

Pemain ganda putra peringkat 7 dunia sekaligus semifinalis All England 2022 itu pulang kampung. Ia datang bukan sebagai peserta, tapi sebagai inspirasi. Dulu, ia memulai kariernya dari turnamen-turnamen kecil seperti ini. Kini, ia kembali sebagai bintang, membawa pesan penting untuk generasi penerus: mimpi besar bisa lahir dari tempat yang sederhana.

Mengenal Jojo dari Dekat, Pebulutangkis yang Menentukan Indonesia Masuk Final Thomas Cup 2024

“Ini momen yang sangat spesial buat saya. Dulu saya juga berjuang di lapangan-lapangan seperti ini. Tapi hari ini, fasilitasnya jauh lebih baik. Saya bangga melihat kemajuan olahraga di Sumedang,” ucap A Iboy, matanya menyapu arena penuh semangat para atlet muda.

Di hadapan ratusan peserta, A Iboy tak hanya datang untuk menyapa. Ia menyuntikkan semangat. Menyampaikan bahwa kerja keras, konsistensi, dan kepercayaan pada proses adalah bahan bakar untuk melesat jauh.

“Jangan pernah berhenti bermimpi. Kalian semua punya peluang yang sama. Saya pun dulu tidak menyangka bisa menjadi pemain dunia,” ujarnya penuh haru.

Kehadiran A Iboy menjadi bukti nyata bahwa dari Sumedang, atlet kelas dunia bisa lahir. Ia bukan sekadar pahlawan olahraga, tetapi juga simbol harapan.

Ketua PBSI Sumedang, Indra Jaya Atmaja, menyebut kehadiran A Iboy sebagai momen bersejarah. “Ia bukan hanya kebanggaan Sumedang, tapi juga panutan. Kehadirannya memotivasi adik-adik kita untuk berani bermimpi dan berjuang,” katanya.

Sementara itu, Bupati Sumedang, H. Dony Ahmad Munir, menyambut hangat kedatangan sang atlet. Ia melihat A Iboy sebagai buah manis dari proses pembinaan atlet lokal yang konsisten. “Ia adalah contoh nyata bahwa dari Sumedang bisa lahir juara dunia. Semoga banyak A Iboy baru yang terlahir dari turnamen seperti ini,” ujarnya.

Hari itu, GOR Tadjimalela tak sekadar menjadi arena pertandingan. Ia berubah menjadi panggung inspirasi, tempat para atlet muda menyaksikan langsung bahwa jalan menuju dunia bisa dimulai dari tanah kelahiran sendiri.

Penulis.

Leave A Reply

Exit mobile version