KoranMandala.com – Sebentar lagi, umat Islam akan memasuki bulan ke-3 dalam penanggalan kalender Hijriah, yaitu bulan Rabiul Awal. Bulan ini memang bukan merupakan diantara bulan-bulan yang disucikan oleh Allah dalam Islam, sebagaimana firman Allah dalam ayat dibawah ini.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”
Namun, terdapat satu peristiwa agung yang tidak terjadi di bulan-bulan selain bulan Rabiul Awal. Peristiwa tersebut adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW yang menurut kitab Khulasoh Nurul Yaqin terjadi pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Peristiwa inilah yang membuat bulan Rabiul Awal menjadi mulia.
Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, dalam kitab beliau Al-Dzakhair al-Muhammadiyah berpendapat:
إنما كان مولده في شهر ربيع على الصحيح ولم يكن في المحرم، ولا في رجب، ولا في رمضان، ولا غيرها من الأشهر ذوات الشرف، لأنه عليه الصلاة والسلام لا يتشرف بالزمان، وإنما يتشرف الزمان به، وكذلك المكان، فلو ولد في شهر من الشهور المذكورة، لتُوُهِّمَ أنه تشرف به، فجعل الله تعالى مولده عليه السلام في غيرها ليظهر عنايته به وكرامته عليه
Artinya: “Sesungguhnya kelahiran Nabi Muhammad berada di bulan Rabi’ (awal) menurut pendapat yang shahih. Bukan di bulan Muharram, Rajab, Ramadhan dan lain sebagainya dari bulan-bulan yang mulia. Karena Nabi Muhammad tidak mulia karena sebab masa atau waktu. Namun waktu-lah yang menjadi mulia sebab Nabi Muhammad lahir. Begitu pula tentang (kemuliaan) tempat. Jika Nabi dilahirkan di bulan-bulan (mulia) tersebut, bisa jadi akan menimbulkan persepsi, Nabi mulia gara-gara lahir di bulan mulia. Maka, Allah menciptakan kelahiran Baginda Nabi di bulan lain yang justru memberi pertolongan dan kemuliaan di bulan lain itu sendiri.”
Amalan di bulan Rabiul Awal
Lalu, amalan apa yang dianjurkan untuk dilakukan dalam bulan Rabiul Awal? Memang, tidak ada amalan khusus yang dianjurkan untuk dilakukan di bulan ini sebagaimana Nabi Muhammad SAW mencontohkan untuk berpuasa arafah pada bulan Dzulhijah.
Maka hendaknya bagi seorang muslim untuk menjadikan bulan Rabiul Awal sebagai momentum untuk memperbanyak amal saleh seperti membaca Al-Quran, memperbanyak sedekah, berpuasa sunnah, dan menolong orang lain.
Seorang muslim juga dapat memanfaatkan bulan Rabiul Awal ini sebagai momentum untuk meningkatkan cinta kita terhadap Nabi Muhammad SAW dengan memperbanyak selawat, menghidupkan sunnah-sunnah beliau, dan mengenal kehidupan beliau dengan cara membaca sirah atau sejarah kehidupan beliau.
Sebagai seorang muslim, sangat penting untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan karena syafaat beliau-lah yang kita harapkan dapat membantu kita di hari akhir nanti (FAL).