KORANMANDALA.COM – Raja Keraton Surakarta Hadiningrat, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Hangabehi, wafat pada Minggu pagi, 2 November 2025, di RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo, setelah menjalani perawatan akibat komplikasi penyakit.
Kepergian beliau pada usia 77 tahun meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Jawa dan para pelestari budaya keraton. Jenazah sang raja akan dimakamkan di Astana Raja-Raja Mataram, Imogiri, Yogyakarta, tempat peristirahatan para raja Jawa yang menjadi simbol kelanjutan garis keturunan kerajaan Mataram.
Prosesi pemakaman Pakubuwono XIII dilakukan dengan penuh tata krama adat Keraton Surakarta. Jenazah disemayamkan di Pendapa Paningratan, kemudian dibuka untuk masyarakat umum di Masjid Pujosono.
Misteri Asal-usul Gunung Ciremai dan Jejak Kerajaan Indraprahasta
Kereta Bersejarah Berusia lebih dari 100 tahun.
Pada hari pemakaman, jenazah diberangkatkan dari keraton menggunakan kereta bersejarah berusia lebih dari 100 tahun menuju Loji Gandrung, sebelum akhirnya dibawa ke Imogiri dengan ambulans.
Kereta tua tersebut bukan sekadar alat transportasi, melainkan simbol penghormatan dan penghubung antara masa lalu dan masa kini.
Gusti Kanjeng Ratu Moeng, adik almarhum, menegaskan bahwa seluruh tahapan prosesi dilakukan sesuai urutan dan tata cara adat keraton. “Urut-urutannya siapa saja yang terlibat, upacaranya itu barang-barang yang harus mengiringi apa saja, terus siapa yang nanti mengawal itu,” ujarnya 2/11/2025.

Kasunanan Surakarta berdiri pada tahun 1745
Kasunanan Surakarta berdiri pada tahun 1745 sebagai hasil pemindahan pusat pemerintahan dari Kartasura ke Surakarta oleh Pakubuwono II.
Keraton ini menjadi penerus kekuasaan Mataram Islam dan memainkan peran penting dalam pelestarian budaya Jawa, termasuk seni tari, gamelan, dan upacara adat.
Meski kekuasaan politiknya telah berkurang sejak masa kolonial, Keraton Surakarta tetap menjadi pusat spiritual dan budaya bagi masyarakat Jawa.
Silsilah Pakubuwono XIII, Putra Tertua dari Pakubuwono XII
Pakubuwono XIII merupakan putra tertua dari Susuhunan Pakubuwono XII dan KRAy. Pradapaningrum. Ia naik takhta pada tahun 2004 setelah melalui proses panjang rekonsiliasi internal keraton.
Selama masa pemerintahannya, beliau dikenal sebagai sosok yang tenang, penyayang, dan menghindari konflik. “Beliau sangat humble. Walau seorang gusti, beliau tetap sederhana dan merakyat,” kata Kanjeng Nuky Mahendranata Adiningrat, salah satu kerabat keraton.
Pakubuwono XIII juga dikenal gemar bersepeda dan penyayang hewan serta memelihara hewan seperti anjing dan kucing.
Putra Mahkota Penerus Kasunanan Surakarta Hadiningrat
Putra mahkota yang ditunjuk sebagai penerus Pakubuwono XIII adalah Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Purbaya, yang merupakan putra beliau.
Penobatan KGPH Purbaya sebagai putra mahkota dilakukan secara resmi dalam acara Tingalan Dalem Jumenengan ke-18 pada tahun 2022, menandai kelanjutan silsilah Kasunanan Surakarta Hadiningrat.***






