KORANMANDALA.COM – Kabar penetapan dua tokoh besar Nahdlatul Ulama (NU), KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan, sebagai Pahlawan Nasional disambut haru dan penuh rasa syukur oleh keluarga besar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Anggota DPRD Kota Bandung sekaligus Ketua Fraksi PKB, AA Abdul Rojak, menilai keputusan Presiden Prabowo Subianto tersebut merupakan bentuk pengakuan negara atas jasa besar para kiai dan pesantren dalam perjalanan bangsa Indonesia.
“Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah, terutama Presiden Prabowo, yang telah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada dua tokoh besar pesantren, yaitu Syaikhona Muhammad Kholil dan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang juga Presiden ke-4 Republik Indonesia,” ujar Rojak dengan nada penuh hormat, Selasa (11/11/2025).
Fraksi PKB Dorong APBD Kota Bandung 2026 Berpihak pada Rakyat Kecil dan Kemaslahatan Umum
Menurut Rojak, penetapan dua tokoh tersebut bukan sekadar penghargaan simbolik, melainkan bentuk rekognisi terhadap peran pesantren dan ulama dalam membentuk karakter keindonesiaan yang religius, toleran, dan berkeadaban.

“Syaikhona Kholil adalah gurunya para kiai besar NU, termasuk KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama. Beliau merupakan mata rantai keilmuan yang melahirkan generasi ulama pejuang. Tanpa mereka, mungkin tidak akan lahir organisasi seperti NU, dan tanpa NU, tidak akan ada PKB,” jelasnya.
Sebagai bentuk rasa syukur, Fraksi PKB bersama Dewan Syuro PKB Kota Bandung menggelar ziarah ke makam para Wali Songo, serta berkunjung langsung ke makam Syaikhona Kholil di Bangkalan dan makam Gus Dur di Jombang, pada tanggal 10 November 2025, bertepatan dengan hari Pahlawan.
Rojak menegaskan, ziarah tersebut bukan sekadar agenda seremonial, melainkan wujud cinta dan penghormatan kepada dua tokoh yang telah mewariskan nilai perjuangan, keikhlasan, dan kebangsaan.
“Kami datang untuk mendoakan dan mengenang jasa para guru bangsa. Dari pesantren lah lahir nilai kejujuran, kesederhanaan, dan semangat mencintai Indonesia. Itulah warisan Gus Dur dan Syaikhona Kholil kepada kita semua,” tuturnya.
Ia berharap, penetapan dua tokoh pesantren ini menjadi pengingat bagi generasi muda bahwa nasionalisme dan religiusitas merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai perjuangan para gurunya. Semoga semangat keulamaan dan kebangsaan ini terus hidup dalam setiap langkah kita membangun Indonesia,” ucap Rojak.

Rojak juga mengajak seluruh kaum Nahdliyin untuk meneruskan perjuangan kedua ulama besar tersebut dengan terus memberi manfaat bagi bangsa, negara, dan umat manusia.
“Sejatinya, pahlawan adalah orang yang telah mengamalkan sabda Rasulullah, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya,” ujarnya.






