KoranMandala.com – Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Bandung, Aa Abdul Rozak, resmi meraih gelar doktor setelah menyelesaikan sidang terbuka program doktoral di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis (28/8/2025).
Dalam disertasinya yang berjudul “Pengembangan Spiritualitas Pemuda Birrul Walidain Tarekat Tijaniyah di Garut”, Abdul Rozak mengupas pentingnya spiritualitas dalam pembentukan karakter generasi muda.
Ia menekankan bahwa nilai birrul walidain (berbakti kepada orang tua) dapat menjadi pondasi moral yang kuat di tengah tantangan sosial dan modernisasi.
Aktor TMNT 1990 Ungkap Penderitaan Ekstrem di Balik Kostum Kura-Kura Ninja
Usai dinyatakan lulus dengan predikat doktor, Abdul Rozak menyampaikan rasa syukur dan penghormatan kepada para guru besar, promotor, dan penguji yang telah membimbingnya sepanjang proses akademik.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada para penguji, pimpinan sidang, promotor, oponen ahli, dan guru besar yang telah memberikan bimbingan serta masukan. Secara pribadi saya memohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Insyaallah semua bimbingan itu akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi saya, dan mudah-mudahan menjadi amal jariah kebaikan bagi para penguji,” ucapnya dengan penuh ketulusan.
Lebih jauh, Abdul Rozak menegaskan bahwa gelar doktor ini sejalan dengan visi misinya ketika mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Kota Bandung, yakni “Nyantri, Nyunda, Nyakola.” Tiga prinsip tersebut, menurutnya, adalah pilar penting dalam membangun karakter masyarakat: nyantri menanamkan nilai religius dan akhlak, nyunda menjaga budaya dan kearifan lokal, sementara nyakola mendorong generasi muda untuk terus menuntut ilmu.
“Dengan capaian ini, saya berharap bisa menjadi motivasi bagi anak-anak muda agar tidak berhenti belajar. Pendidikan adalah jalan untuk mengangkat derajat manusia, sementara spiritualitas dan budaya adalah pondasi yang membuat kita kokoh dalam menghadapi tantangan zaman,” ungkapnya.
Raihan gelar doktor ini menegaskan kiprah Aa Abdul Rozak sebagai politisi sekaligus akademisi. Ia tidak hanya aktif memperjuangkan aspirasi masyarakat di legislatif, tetapi juga konsisten menekuni dunia pendidikan dan spiritualitas, mengintegrasikan ilmu pengetahuan, budaya, serta pengabdian sosial.
