Koran Mandala β Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor, Kabupaten Sumedang, menjadi tuan rumah Retreat Kepala Daerah Gelombang Kedua yang berlangsung dari 22 hingga 26 Juni 2025. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan kepala daerah dari berbagai wilayah Indonesia dengan tujuan mempererat jaringan dan menyatukan visi dalam membangun bangsa.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang hadir membuka acara menyampaikan pentingnya forum ini sebagai ruang interaksi informal antar pemimpin daerah. Ia menekankan bahwa tidak banyak kesempatan seperti ini yang mempertemukan kepala daerah dalam suasana cair dan intensif.
Bupati Kuningan: Retreat Kepala Daerah Perluas Wawasan dan Pererat Jejaring
βIni bukan sekadar pertemuan formal, tapi ajang membangun jaringan kuat antar kepala daerah dalam suasana akrab. Saya harap forum ini bisa menyamakan persepsi dan memperkuat nasionalisme,β ujar Tito dalam sambutannya.
Dipilihnya IPDN Jatinangor bukan tanpa alasan. Tito menilai fasilitas di kampus kedinasan terbesar di Indonesia ini sangat representatif, mulai dari asrama hingga sarana makan dan lingkungan yang mendukung.
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto dalam laporannya menjelaskan, dari total 93 kepala daerah dan wakil kepala daerah yang terdaftar, sebanyak 84 orang hadir mengikuti kegiatan. Sembilan lainnya berhalangan hadir karena sakit atau alasan kedukaan keluarga.
Bima juga menyebutkan bahwa peserta retreat berasal dari berbagai latar usia, dengan tujuh orang di antaranya berusia di bawah 40 tahun, menunjukkan regenerasi kepemimpinan daerah sedang berjalan.
“Forum ini juga jadi wadah berbagi pengalaman lintas generasi. Ada yang memimpin daerah di usia muda, dan ada pula yang kaya pengalaman di usia matang,β kata Bima Arya.
Kegiatan ini turut dihadiri Gubernur Lemhannas Dr. Ace Hasan Syadzily, Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, serta Wakil Bupati Sumedang M. Fajar Aldila bersama unsur Forkopimda.
Retreat ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk memperkuat sinergi antarpemimpin daerah demi kemajuan Indonesia yang lebih inklusif dan solid dalam menghadapi tantangan masa depan.






