Koran Mandala -Di tengah dorongan agresif pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan sektor industri, muncul dilema klasik yang tak kunjung terselesaikan: bagaimana memastikan bahwa kesejahteraan buruh tidak menjadi korban dari ekspansi ekonomi?
Industri memang motor penting pertumbuhan ekonomi. Ia menyerap tenaga kerja, mendorong ekspor, dan mempercepat modernisasi ekonomi. Namun, dalam praktiknya, pertumbuhan ini sering disokong oleh fleksibilitas tenaga kerja yang kebablasan: kontrak jangka pendek, outsourcing tanpa perlindungan, hingga tekanan terhadap upah minimum.
Fenomena ini bukan sekadar isu ketenagakerjaan. Ia mencerminkan kegagalan kebijakan pembangunan yang terlalu fokus pada indikator makro, namun mengabaikan kualitas hidup para pekerja sebagai pelaku utama produksi.
Jika dibiarkan, model ini berpotensi menciptakan pertumbuhan yang timpang. Seperti diingatkan ekonom Joseph Stiglitz, ketimpangan yang dibiarkan justru bisa merusak pertumbuhan jangka panjang. Daya beli buruh rendah berarti konsumsi stagnan. Ketidakpastian kerja menciptakan keresahan sosial. Semua ini akan menjadi batu sandungan bagi industrialisasi itu sendiri.
Belajar dari negara-negara seperti Jerman dan Korea Selatan, kunci sukses industrialisasi tidak terletak semata pada produktivitas atau efisiensi, tetapi pada keberpihakan terhadap kesejahteraan buruh. Dialog sosial, serikat pekerja yang kuat, serta jaminan sosial yang inklusif terbukti menciptakan stabilitas dan daya saing jangka panjang.
Indonesia membutuhkan pendekatan serupa. Pemerintah harus tampil sebagai penyeimbang kepentingan antara dunia usaha dan buruh. Regulasi ketenagakerjaan perlu diarahkan untuk menjamin perlindungan hak pekerja tanpa mematikan iklim investasi. Buruh bukan beban, melainkan aset strategis pembangunan.
Pembangunan industri yang sehat bukan hanya soal membangun pabrik dan meningkatkan ekspor. Ia harus berjalan seiring dengan peningkatan martabat hidup buruh. Jika industri adalah tulang punggung ekonomi, maka buruh adalah darah yang mengalir di dalamnya. Keduanya tak bisa dipisahkan.