KoranMandala.com – Jumlah korban yang diduga mengalami keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, bertambah.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, hingga pukul 08.00 WIB, Selasa (23/9/2025), tercatat 342 siswa dari berbagai sekolah di Desa Sirnagalih terpapar gejala keracunan.
Mereka dirawat di beberapa titik, mulai dari GOR Kecamatan Cipongkor sebagai pusat penanganan, lalu sebagian dirujuk ke RSUD Cililin dan RSIA Anugrah. Rata-rata korban mengeluhkan sesak nafas, mual, dan muntah-muntah.
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memutuskan untuk menyetop Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memproduksi menu makanan penyedia di wilayah tersebut.
“Saya sudah minta untuk stop sementara,” ujarnya, usai meninjau langsung korban keracunan massal di GOR Kecamatan Cipongkor.
Saat meninjau SPPG, Dadan mengakui adanya kelalaian yang diduga menjadi penyebab ratusan siswa mengalami keracunan.
“Saya sudah meninjau SPPG-nya. Kondisinya sebenarnya bagus, hanya mungkin ada keteledoran, kemudian harus jadi perbaikan menyeluruh ya di SPPG tersebut,” katanya.
Secara keseluruhan dengan berbagai kejadian keracunan ini, BGN bakal melakukan evaluasi pola produksi di dapur SPPG di seluruh wilayah. Setiap dapur SPPG khususnya yang baru beroperasi diintruksikan tidak memproduksi menu dalam jumlah banyak.
“Jadi saya kan sudah menginstruksikan untuk memulai kegiatan dari jumlah kecil ya. Memang untuk awal-awal baiknya 2 sekolah dulu, 3 sekolah dulu sampai terbiasa seperti itu, dan sepertinya yang lagi SPPG ini (Cipari) dia berusaha untuk dalam jumlah besar di awal. Jadi itu ada kesalahan teknis,” tuturnya.
Dadan pun meminta menu makanan untuk program gagasan Presiden Prabowo Subianto itu diproses tidak lebih dari 4 jam.
“Sekarang kami memberikan instruksi agar makanan diproses tidak lebih dari 4 jam sampai ke 5 jam, jadi ini kan memperpendek rantai. Selain itu juga bahan baku kan perlu dipersiapkan dengan bahan dari supplier yang kualitasnya baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, seluruh dapur SPPG yang sudah diberikan izin untuk beroperasi sudah dinyatakan memenuhi standar. Mulai dari aspek higienis, kelengkapan peralatan hingga personel.
“Tapi mungkin di dalam pelaksanaan kadang-kadang ada hal yang mau repot ya. Bangun malam, menyiapkan dalam waktu yang singkat. Ada yang agak ingin relaks dengan mempersiapkan lebih awal,” pungkasnya.
Hentikan Sementara Program MBG: BGN Tangani Kasus Keracunan Massal di Bandung Barat






