KoranMandala.com – Pemerintah Nepal yang dipimpin oleh K.P. Sharma Oli melarang 26 platform media sosial pada 4/9/2025, termasuk memblokir Instagram dan Discord, dengan alasan tidak mematuhi aturan registrasi.
Generasi muda, terutama Gen Z, melihat pemblokiran ini sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berekspresi dan simbol untuk melanggengkan korupsi yang sistemik.
Pemblokiran akses ke media sosial memicu reaksi keras Gen Z; Generasi yang lahir tahun 1997 sampai 2012. Gen Z melakukan demonstrasi masal di jalanan kota Kathmandu, Ibukota Nepal.
Gedung DPRD Cirebon Dirusak Massa, Pemkab Taksir Kerugian Tembus Rp 8 Miliar
Sebelumnya, media sosial menjadi jendela terbuka bagi Generasi Z untuk melihat perilaku hedonis dan flexing kekayaan dari para pejabat pemerintahan Nepal beserta keluarganya.
Aktivis muda Nepal menilai pamer kekayaan sementara masyarakat Nepal masih banyak yang miskin merupakan indikasi dari korupsi yang merajalela di pemerintahan.
Demonstrasi Damai Berubah jadi Anarki
Protes pada Senin 8/9/2025, yang bermula dilakukan secara damai di Kathmandu berubah menjadi kerusuhan besar. Gedung parlemen, kantor perdana menteri, dan rumah para politisi diserang dan dibakar.
Kota Kathmandu yang tenang nan indah diantara pegunungan Himalaya berubah menjadi area yang mencekam dengan kobaran api di gedung-gedung pemerintahan dan rumah pejabat yang menjadi target penjarahan.
Pos kepolisian digeruduk massa, penjara dibobol, para tahanan kabur dan terbebaskan. Rabi Lamichhane, mantan menteri yang sebelumnya berkuasa dari Partai Rastriya Swatantra, terbebaskan dari penjara oleh massa. Pembebasan ini disinyalir merupakan pemimpin pertama dalam sejarah politik dunia yang dibebaskan langsung dari penjara oleh tangan rakyat melalui aksi massa.
Meski para aktivis muda menolak kekerasan, muncul dugaan bahwa kelompok pro-monarki menyusup ke dalam aksi.
“Kami tidak membakar gedung. Itu bukan bagian dari gerakan kami,” tulis seorang aktivis anonim di media sosial Discord.
PM Nepal Hasil Voting Discord oleh Gen Z
Dalam waktu tiga hari rangkaian aksi massa, Oli mengundurkan diri, dan setelah negosiasi intens antara Presiden, Panglima Angkatan Darat, dan para aktivis muda, mantan Ketua Mahkamah Agung Sushila Karki ditunjuk sebagai perdana menteri sementara.
Berbeda dengan gerakan Jan Andolan (Gerakan Rakyat Nepal) tahun 1990 dan 2006 yang dipimpin oleh partai-partai besar, demonstrasi generasi muda Nepal 2025 ini bersifat desentralisasi dan berbasis teknologi.
Koordinasi aksi massa dilakukan melalui platform media sosial seperti Discord dan Instagram, bukan melalui struktur partai.
Aktivis muda Gen Z menolak sistem politik pasca-2015 yang didominasi oleh tiga tokoh tua: Oli, Prachanda, dan Deuba.
Negosiasi intens terjadi antara Panglima Angkatan Darat Jenderal Ashok Raj Sigdel, Presiden Ram Chandra Paudel, dan perwakilan aktivis Gen Z.
Nama Karki yang muncul dari kesepakatan kolektif di Discord akhirnya diterima semua pihak dan Karki resmi dilantik pada 12 September 2025.
“Saya menerima mandat ini bukan untuk kekuasaan, tetapi untuk memulihkan kepercayaan publik,” kata Karki dalam pidato pertamanya, 13/9/2025.
Discord yang Tanpa Sensor Otomatis
Discord adalah platform komunikasi digital berbagi teks, suara, video, dan berbagi layar dalam komunitas virtual yang disebut server.
Didirikan oleh Jason Citron dan Stan Vishnevskiy pada tahun 2015, berbasis di San Francisco, Amerika Serikat. Discord telah mencatat 614 juta pengguna terdaftar secara global.
Discord awalnya populer sebagai tempat diskusi Game namun berkembang menjadi ruang diskusi untuk berbagai komunitas; mulai dari aktivis, pelajar, hingga profesional kreatif.
Fitur Discord yang tidak menyensor semua konten secara otomatis digunakan aktivis muda Nepal untuk berdiskusi, menyatakan pendapat dan berkoordinasi. Dan terakhir, Discord digunakan Gen Z untuk voting Perdana Menteri Nepal.***
