KoranMandala.com – Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Bandung menggelar aksi di depan gedung rektorat, Selasa (2/9/2025). Hal ini buntut pernyataan resmi pihak rektorat yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan pasca kericuhan semalam.
Ketegangan bermula saat rektorat mengeluarkan siaran pers terkait peristiwa bentrokan sebelumnya. Namun, mahasiswa menilai sejumlah informasi yang disampaikan tidak relevan dengan kondisi nyata. Salah satunya pernyataan jika tidak ada korban, kenyataannya beberapa mahasiswa mengalami luka serius.
Seorang mahasiswa Fakultas Hukum mengungkapkan ada rekannya yang tertangkap, bahkan seorang mahasiswa lainnya mengalami patah bahu setelah ditabrak motor aparat. Selain itu, terdapat korban lain yang kini dirawat di RS Hasan Sadikin dengan luka tembak di kaki dan dijadwalkan menjalani operasi dalam tiga hari ke depan.
“Pernyataan rektor mencederai perjuangan kawan-kawan dan sama sekali tidak menunjukkan empati,” ujar salah seorang peserta aksi.
Kekecewaan mahasiswa juga ditujukan langsung kepada Rektor Unisba. Mereka menilai pernyataan rektor lebih menyoroti tindakan anarkisme, alih-alih mengutuk represifitas aparat kepolisian dan TNI yang masuk ke lingkungan kampus.
Berdasarkan undang-undang, area pendidikan seharusnya steril dari intervensi aparat bersenjata. Oleh karena itu, mereka mendesak rektor untuk berpihak kepada mahasiswa dengan mengecam tindakan represif aparat, bukan justru menggiring opini ke arah lain.
Aksi di depan Gedung Rektorat Unisba diwarnai dengan orasi dan poster protes. Mahasiswa pun menutut agar suara korban tidak diabaikan. (bagus/mg)
