KoranMandala.com – Minimnya dukungan teknis menjadi hambatan utama bagi optimalisasi program unggulan Pemerintah Kota Bandung, Kangpisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan). Salah satu titik krusial berada di Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, yang menghadapi kerusakan mesin pengolah akibat usia pakai.
Pantauan di lapangan pada Kamis (17/7), memperlihatkan bagaimana keterbatasan mesin dan sarana kerja menyebabkan lambatnya pengolahan sampah. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah sampah residu yang langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tanpa proses pengolahan memadai.
Program Kangpisman Gagal di TPS Dago Elos, Warga: Perhatian Pemerintah Kurang

Ahmad (47), pengelola TPS3R Kebon Jeruk, mengungkapkan bahwa meskipun kesadaran masyarakat untuk memilah sampah mulai tumbuh, kendala teknis seperti pengkroposan mesin justru menjadi penghambat utama kinerja petugas.
“Masyarakat mulai sadar memilah sampah dari rumah. Tapi sayangnya mesin sudah aus, pengolahan jadi lambat,” jelas Ahmad.
Ia menambahkan bahwa meskipun ada pemantauan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, bantuan teknis seperti perawatan mesin sangat minim.
“Kalau dibilang gagal, ya karena dukungan teknis tidak berjalan. Mesin tidak pernah dirawat, kerja jadi tersendat,” ujarnya.
TPS3R Kebon Jeruk saat ini hanya mampu mengolah sekitar 60% dari total sampah masuk per hari: 35% sampah organik diolah menjadi kompos, 25% anorganik dijual kembali, dan sisanya 40% terpaksa dibuang ke TPA sebagai residu.
Kondisi ini memperlihatkan belum meratanya implementasi program Kangpisman, yang digadang-gadang menjadi solusi krisis sampah di Bandung. Beberapa RW sudah memilah sampah rumah tangga, tetapi sebagian lainnya belum tersentuh sosialisasi dan pendampingan teknis.
Ahmad berharap Pemerintah Kota Bandung tidak hanya menggencarkan kampanye pilah sampah, tetapi juga memberi perhatian serius terhadap peralatan dan infrastruktur TPS3R.
“Harapan saya, peralatan dan mesin pengolahan diperhatikan. TPS3R harus jadi garda depan Kang Pisman, bukan beban tambahan,” pungkasnya.
Krisis pengelolaan sampah masih menjadi tantangan besar di Kota Bandung. Jika TPS3R dibiarkan tanpa intervensi teknis yang memadai, efektivitas program Kangpisman berpotensi stagnan dan gagal mencapai target pengurangan sampah secara signifikan.






