Koran Mandala – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak pada 7 Mei 2025 setelah India meluncurkan “Operation Sindoor”, sebuah serangan militer terkoordinasi terhadap sejumlah target militan di wilayah yang dikelola Pakistan. Langkah ini merupakan respons langsung atas serangan teroris berdarah yang terjadi di Pahalgam, Kashmir India, pada 22 April lalu.

Apa Itu Operation Sindoor?

Operasi Sindoor diluncurkan pada pukul 01.44 waktu India, Operation Sindoor adalah operasi multidimensi yang melibatkan Angkatan Darat, Udara, dan Laut India secara simultan. Serangan ini menyasar sembilan lokasi di wilayah Pakistan, termasuk Muzaffarabad, Kotli, dan Bahawalpur—daerah yang disebut India sebagai tempat persembunyian kelompok militan seperti Lashkar-e-Taiba dan Jaish-e-Mohammed.

Menurut laporan NDTV dan The Times of India, India mengklaim lebih dari 70 militan tewas dan 60 lainnya terluka dalam serangan presisi tinggi ini. Pemerintah India menekankan bahwa operasi ini bukan serangan terhadap militer Pakistan, melainkan terhadap “arsitektur teror” yang beroperasi secara transnasional dari tanah Pakistan.

Kashmir Berdarah Lagi: Luka Lama India dan Pakistan yang Tetap Menganga

Operation Sindoor ini merupakan reaksi atas serangan teroris pada 22 April 2025 di Pahalgam, yang menewaskan 26 orang, sebagian besar adalah peziarah Hindu dan seorang turis asal Nepal. Investigasi awal India menyebut keterlibatan militan yang didukung dari luar negeri. Hingga kini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab secara resmi.

Reaksi dari Pakistan

Pemerintah Pakistan dengan cepat menyebut serangan ini sebagai “tindakan perang”. Juru bicara militer Pakistan, seperti dilaporkan Dawn dan Geo News, menyatakan bahwa delapan warga sipil, termasuk seorang anak, tewas akibat serangan udara tersebut. Pakistan juga mengklaim berhasil menembak jatuh beberapa jet tempur India di wilayah perbatasan.

Perdana Menteri Pakistan menyerukan rapat darurat Dewan Keamanan Nasional dan memperingatkan bahwa “semua opsi balasan sedang dikaji”. Retorika panas pun kembali mendominasi ruang publik di kedua negara.

1 2

Penulis di KoranMandala

Leave A Reply

Exit mobile version