Rentetan nasib buruk itu memperkuat narasi bahwa Mandalika punya “kutukan” terhadap performa Marquez.
Harapan dan Strategi di MotoGP Mandalika 2025
Marquez sudah mengunci gelar juara dunia MotoGP 2025. Namun gelar itu tak membuatnya puas. Ia tetap ingin memecahkan catatan buruk di Mandalika.
Gresini Racing Tegaskan Butuh Perbaikan Total Usai MotoGP Jepang: Apa Saja yang Salah?
“Kami bisa bertarung dengan bagus, dan saya berusaha keras karena saya belum pernah finis di balapan hari Minggu, selalu terhenti karena cedera, crash, atau masalah mesin,” ujar Marquez.
Dengan kata lain, Marc Marquez menghadapi Mandalika tidak hanya sebagai arena balap biasa. Ia melihatnya sebagai tantangan mental dan teknis yang harus ditaklukkan.
Untuk 2025 ada keuntungan, yakni tekanan gelar sudah diraih. Kini fokus bisa penuh ke strategi balapan, setup motor, dan kondisi fisik.
Bila semuanya berjalan mulus, ia punya peluang mengakhiri kutukan negatif tersebut.
Faktor Pemecah Kutukan
-
Kesiapan fisik dan mental: Setelah musim panjang, kondisi puncak harus dijaga agar konsentrasi tidak goyah.
-
Setelan motor yang tepat: Mandalika punya karakter yang unik seperti kondisi lintasan, tikungan, dan grip bisa berubah.
-
Strategi balapan realistis: Tidak selalu menyerang sejak awal. Menjaga momentum dan memilih momen overtaking pun krusial.
-
Keberuntungan kecil: Meski tak bisa dikendalikan penuh, menghindari insiden teknis atau benturan kecil bisa jadi penentu.
Jika empat faktor di atas berpadu, Marquez punya kans tinggi untuk finish dan membalikkan narasi negatif.
Bagi penggemar MotoGP Indonesia, hal ini bukan sekadar statistik. Ini soal kebanggaan tuan rumah. Jika Marquez mampu finis, Mandalika bukan lagi kutukan, melainkan saksi kebangkitan seorang legenda.*






