Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Rabu, 19 November 2025 15:24
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Opini»Dari Barat sampai ke Timur

Dari Barat sampai ke Timur

Opini Jumat, 16 Agustus 2024 6:00 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Map of Indonesia
Map of Indonesia

On n’a pas de petrole

Mais on a des id’ees…

( Memang kami tidak punya minyak, tapi kami punya otak…..)

KoranMandala.com -Ketika krisis minyak  melanda dunia sekitar 1970 an, bait lagu itu selalu didendangkan anak-anak Perancis di sekolah, di rumah…. atau di manapun ketika mereka sedang bermain. Liwat lagu itu, mereka menghayati benar betapa pentingnya pendidikan bagi suatu negara. Otak rakyat yang cemerlang jauh lebih penting dibanding potensi alam yang melimpah. Seperti juga Perancis, sejarah membuktikan betapa perusahaan Belanda, VOC, ratusan tahun berhasil mengeksploatir kekayaan alam Nusantara, yang tergambar dalam lagu “Dari Barat sampai ke Timur”, berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu. Itulah Indonesia… Dengan otak, mereka berhasil mengadu domba raja raja di Nusantara untuk kemudian menjajahnya. 350 tahun lamanya kita bertekuk lutut, jadi budak “meneer en mevrouw” dari suatu  negara  kecil di pantai Eropa Barat. Luasnya tak lebih dari 42.502 km2, 20 % di antaranya berada di bawah laut. Artinya, tak jauh lebih luas dari  Jawa Barat. Konon pula dengan Indonesia yang terdiri dari  17.024 pulau dengan luas 1.905 juta km2 ini. Dengan menggunakan “otak” mereka berhasil menguasai 1.340  suku bangsa di wilayah ini untuk dijadikan “pelampung” agar Nederland tidak tenggelam ditelan laut.

79 tahun yang lalu, para Pahlawan dan Proklamator menyentakkan bangsa ini dari kelicikan penjajah itu. Kita baru sadar, sudah ratusan tahun terlena, potensi alam nan kaya raya dipersembahkan sendiri untuk kepentingan bangsa lain.

Sudahkah kita merdeka ?

Nah, kini kita memperingati ulang tahun ke 79 kemerdekaan itu. Seharusnya, kemerdekaan sebagai pintu gerbang sudah lama kita lalui. Kita sekarang seharusnya sedang meniti jembatan kemakmuran dan keadilan yang menjadi cita-cita bangsa, sebagaimana diharapkan oleh kedua Proklamator. Begitukah ? Untuk menjawab pertanyaan yang sering dilontarkan masyarakat itu, mari kita cermati data-data yang diperoleh BPS ini. Mari, kita  berdiri di muka kaca cermin. Perhatikan baik-baik keadaan kita. Siapa dan bagaimana keadaan kita sebenarnya ? Kalau penduduk Indonesia kini tercatat 287 juta jiwa ternyata hampir 71 juta orang di antaranya berpendidikan tak lebih dari tingkat SD. Yang lebih menyedihkan lagi, lebih dari 26 juta kepala, tak menamatkan pendidikan  SD dan hampir 10 juta manusia yang tak pernah duduk di bangku sekolah. Apa yang dapat diharapkan dari mereka selain hasil kerja otot ? Tidaklah mengherankan kalau jumlah TKI di seluruh dunia mencapai 4,9 juta jiwa. Di Timur Tengah saja tercatat 1,5 juta orang. Di Malaysia 72.260 dan Hongkong 69.916 orang. Mereka terpaksa meninggalkan tanah air, meninggalkan sanak keluarga walaupun harus menjadi babu atau  kuli di negeri orang.Tanpa keberanian seperti itu, mereka hanya akan menambah jumlah pengangguran di negeri sendiri.  Hampir 14 juta orang banyaknya. Mereka hidup dari belas kasihan, karena pemerintah tak mampu memberi subsidi seperti di negeri orang lain.

Baca juga: Merdeka Korupsi?

Itulah antara lain data-data yang berhasil ditemui Badan Pusat Statistik. Walaupun perekonomian kita ditengarai tumbuh 5,4 %, tetapi harus diakui bahwa negara kita ini masih menempati urutan ke 53 dari 185 negara yang ada di dunia. Urutan itu diperoleh dengan mencantumkan  pendapatan per kapita (PDB) rakyat Indonesia secara optimistik yakni US $ 4,919,7 per tahun. Dengan kurs Rp15.700 per US $, pendapatan kita hampir Rp 6,5 juta per bulan. Betulkah ? Walau dianggap benar, angka itu masih jauh dibanding pendapatan per kapita penduduk negara maju yang mencapai US $ 11,906 per tahun.

Angka-angka itu memang hanya indah di atas kertas. Kenyataan menunjukan bahwa kemiskinan masih menghantui rakyat Indonesia. Jangankan soal sandang dan papan. Untuk urusan panganpun masih merupakan persoalan utama. Masih menurut catatan BPS, jumlah penduduk miskin di Indonesia tak kurang dari 25,22 juta jiwa. Itu berarti lebih dari 10 % jumlah penduduk. Suatu jumlah yang tak sedikit, padahal sudah 79 tahun kita merdeka. Apa yang salah ? Mungkin karena kita hanya mengagung-agungkan keindahan dan potensi alam nan indah. Rayuan pulau kelapa dengan nyiur yang melambai lambai. Tetapi kita abai dan membiarkan bangsa lain yang mengeksploitasi kekayaan alam yang melimpah. Akhirnya, kita menjadi negara yang konsumtif. Beras lebih baik diimpor.  Sawah dijadikan perumahan. Begitu juga cabai. Diimpor dari Jepang, padahal “tongkat ditanam” di halaman rumah saja bisa tumbuh. Kendati laut membentang sejauh mata memandang, ternyata negara kita menjadi pengimpor garam.

Atau barangkali , kita memang bangsa yang mau serba “instan”…?***

 

 

                                                               

 

Listen to this article

Headline
Widi Garibaldi

BERITA LAINNYA

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

Jurnalis Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

Jurnalis: Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

Presiden Prabowo Saat Menaiki Mobil Maung Pindad

AUMAN sang MAUNG

Bentrok Dua Kubu Manajemen Warnai Konflik Pengelolaan Bandung Zoo

BUKAN SUBSIDER

BERITA TERKINI

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Cegah TPPO, Polda Jabar Jalin Sinergitas dengan Imigrasi

Sekretaris Fraksi Partai Nasional Demokrat DPRD Kota Bandung.

Uung Tanuwidjaja: Peran Jurnalis Krusial Jaga Transparansi dan Pembangunan Kota Bandung

Dualisme Kadin Jawa Barat Memanas, Galih Qurbany Desak Kadin Indonesia Ambil Sikap Tegas

Dualisme Kadin Jawa Barat Memanas, Galih Qurbany Desak Kadin Indonesia Ambil Sikap Tegas

Polres Kuningan merilis pengungkapan kasus pencurian kendaraan bermotor yang telah meresahkan warga, Selasa (18/11/2025).

Tak Kapok, Residivis Kembali Beraksi Gasak Motor

DAERAH

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Bupati Garut Pimpin Apel Gabungan dan Serahkan Bantuan Alsintan hingga Asuransi Pertanian

Bupati Garut Pimpin Apel Gabungan dan Serahkan Bantuan Alsintan hingga Asuransi Pertanian

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Daftar negara peserta play-off antarbenua Piala Dunia 2026

Resmi! Inilah Daftar Lengkap Peserta Play-off Antarbenua Piala Dunia 2027: Ada “Pembantai” Timnas Indonesia

coudflare-down

Cloudflare Down Menyebabkan 30% Situs Website Global Lumpuh

Istimewa

Selamat Hari Jurnalis Internasional, Para Insan Pers

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.