Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Rabu, 19 November 2025 23:34
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Opini»Guru Ratu Wongatuo Karo

Guru Ratu Wongatuo Karo

Satu hal yang tak kalah penting adalah kualitas guru yang masih rendah. Logikanya bagaimana seorang guru bisa mentransfer ilmu dengan baik jika kualitas dia sendiri tidak memadai
Opini Kamis, 2 Mei 2024 15:01 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Koran Mandala

Oleh : Dedi Asikin (Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial)

ADA banyak problematika pendidikan yang kita hadapi. Semisal akses ke sekolah. Di desa-desa dan daerah terpencil, sering kali sekolah berada jauh dari kampung halaman.

Infrastruktur sekolah, mulai dari gedung dan sarana yang belum tersedia.

Bongkar pasang kurikulum. Setiap ganti menteri tunggu saja kurikulum berganti. Kesenjangan antara kurikulum dengan pasar kerja.

Ujian nasional yang belum menyentuh standar yang pas. Dan beberapa macam problems yang menelikung kemajuan dunia pendidikan kita.

Tapi satu hal yang tak kalah penting adalah kualitas guru yang masih rendah.

Logikanya bagaimana seorang guru bisa mentransfer ilmu dengan baik jika kualitas dia sendiri tidak memadai.

Akibat itu sudah dan akan terjadi pergeseran paradigma dan budaya.

Dulu ada peribahasa jawa “guru ratu wingatuo karo”. (guru nomor satu, orang tua nomor loro), belakangan,  berubah menjadi “guru teu nyatu, omongannya teu diwaro“.

Atau ada juga yang sedikit beda, “guru nyatu orang tuo kokoro“. Prasa yang terakhir ini muncul ketika,  meskipun secara politik bahwa pendidikan sejak SD sampai SMA itu dikasih gratis, tapi pada kenyataanya banyak kreasi pihak sekolah yang mereka reka macam macam pungutan yang kadang memberatkan orang tua. Lantas wong tuo jadi kokoro (miskin).

Kembali ke soal kualitas guru yang rendah. Dari berbagai kajian, itu terjadi selain karena minimnya pelatihan, juga karena rendahnya pendapatan. Tak semua guru berstatus ASN/PNS. Puluhan ribu masih honorer.  Secara bertahap diangkat lewat testing yang ketat. Atau sekarang mulai ada yang berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Itupun masih susah masuknya. Bagai bottle neck atau memasuki lobang jarum. Guru honorer itu gajinya kecil.  Bahkan kecil sekali, super minim. Jauh di bawah UMR dan UMK.

Nominalnya tergantung kemampuan sekolah, terutama sekolah swasta. Ada guru yang penghasilannya cuma Rp.600.000 per bulan.

Sehingga seorang guru, kalau di desa merangkap jadi petani, tanam itu ini buat ganjal perut. Yang di kota kadang merangkap jadi tukang ojeg.

Bagaimana guru bisa mengajar dengan baik, jika perutnya keroncongan ?

Bagaimana bisa kerja keras jika di rumah tak ada beras. Sementara cacing di perut tak bisa diajak kompromi.

Ternyata anggaran pendidikan itu tak bisa mengcover pendapatan semua guru dan perangkat  pendidikan.

Kata mas menteri (Nadiem Makarim) anggaran pendidikan yang 20% itu yang masuk ke Kemendikbudriset hanya 11% . Sisanya ditransfer ke kementrian yang memiliki pendidikan dinas dan ke daerah.

Presiden terpilih harus tahu problematika dunia pendidikan itu.

Juga harus jadi prinsip, guru harus dididik lebih dulu sebelum memintarkan anak didik.

Juga perut guru jangan dibiarkan keroncongan.

Kalau tidak begitu, wacana mengembangkan pendidikan, akan sia sia. Itu mah cuma omon-omon doang.

Selamat Hardiknas 2 Mei 2024 dengan tema “Bergerak bersama, lanjutkan program merdeka belajar”.- ***

Listen to this article

guru miskin
Dedi Asikin
  • Website
  • Facebook

Wartawan Senior, Pengamat dan Aktivis Sosial

BERITA LAINNYA

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

Jurnalis Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

Jurnalis: Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

Presiden Prabowo Saat Menaiki Mobil Maung Pindad

AUMAN sang MAUNG

Bentrok Dua Kubu Manajemen Warnai Konflik Pengelolaan Bandung Zoo

BUKAN SUBSIDER

BERITA TERKINI

Mahasiswa HMI Dakwah Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Mahasiswa HMI Unisba Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

DAERAH

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

coudflare-down

Cloudflare Down Menyebabkan 30% Situs Website Global Lumpuh

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.