Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Kamis, 20 November 2025 0:28
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Opini»Garuda Muda vs VAR di Stadion Abdullah bin Khalifa

Garuda Muda vs VAR di Stadion Abdullah bin Khalifa

Teknologi memang selalu bak Pisau bermata dua, bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Contoh VAR semalam mungkin bisa disebut kurang menguntungkan bagi Garuda Muda
Opini Selasa, 30 April 2024 6:33 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Jadwal Play off Olimpiade Paris 2024, Timnas U-23 Indonesia vs Guinea
Jadwal Play off Olimpiade Paris 2024, Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

Oleh : Dr KRMT Roy Suryo (Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen)

GARUDA Muda versus VAR (Video Assistant Referee) ? Ya VAR, bukan vs negara yang  sebelumnya merupakan bagian dari Uni Sovyet ini, karena dalam pertandingan Semifinal antara Indonesia U-23 melawan Uzbekistan U-23 semalam, dalam catatan saya setidaknya 2 (dua) kali kita “tidak diuntungkan” oleh Teknologi VAR, yakni di menit ke-26 setelah Witan Sulaeman ditekel Abdukodir Khusanov didekat kotak Pinalti dan bahkan hampir berbuah tendangan 12-pas, namun jangankan pinalti, tendangan bebas pun malah dibatalkan dan dianggap “tackling bersih” alias sah/bukan merupakan pelanggaran.

Sedangkan yang kedua tentu saja sulit dilupakan bagi semua penonton pertandingan Semifinal pertama tersebut, karena hampir saja Indonesia berhasil memecah rekor Uzbekistan yang sampai saat ini memang akhirnya secara de jure belum pernah kebobolan samasekali, meski de facto pemain kita, Mohammad Ferrari di menit ke-61 sempat sukses merobek jaring Kiper Abduvakhid Nematov, namun sayang sekali memang menurut VAR Ramadan Sananta tertangkap Offside dan skor yang sempat tertulis 1-0 untuk Indonesia kembali menjadi Kacamata dan akhirnya malah berakhir dengan 0-2 untuk keunggulan Uzbekistan sampai selesai.

Terusterang kalau mau fair, bilamana saya sebut di satu sisi Garuda Muda vs VAR di judul tulisan, maka di saat yang sama ketika pertandingan itu Uzbekistan juga melawan Penjaga Gawang Indonesia Ernando Ari sekaligus Tiang Gawangnya, karena berkali-kali juga tembakan para pemain Uzbekistan, misalnya di menit ke-30 oleh Abdurauf Burief, menit ke-71 oleh Abbosbek Fayzullaev dan menit ke-78 oleh Nurchaev, semuanya membentur mistar. Namun memang sayangnya juga salah satu dari 2 Gol Uzbekistan semalam adalah akibat Gol Bunuh diri Pratama Athan yang maksudnya membantu Kiper namun bola malah masuk gawang sendiri.

Kembali kepada masalah VAR, inilah teknologi yang sekarang bukan saja hanya sebagai alat bantu (seperti SIREKAP) tetapi justru dimanfaatkan sebagai Alat Utama pertandingan, meski ada kata “Assistant”-nya. Sejarah VAR dalam sepakbola sendiri dimulai oleh Belanda sebagai Proyek Wasit 2.0 pada tahun 2010-an. Teknologi ini diuji untuk pertama kalinya pada liga Eredivisie di tahun 2012-2013. Setelah uji coba berhasil, Asosiasi Sepak Bola Belanda mengajukan penggunaan VAR kepada Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional untuk mengizinkan wasit memutar ulang tayangan video di saat  pertandingan bilamana diperlukan.

Ide VAR ini diterima oleh Gianni Infantino yang saat itu menjabat sebagai Presiden FIFA dan kemudian VAR dalam sepakbola pertama kali digunakan secara resmi di pertandingan A Liga Australia pada April 2017, disusul oleh Bundesliga Jerman dan Serie A Italia pada musim 2017-2018. Sedangkan di Indonesia VAR akan digunakan dalam Pertandingan Liga 1 2024-2025 yang akan dimulai bulan Mei yang akan datang. Meski sempat menimbulkan pro dan kontra sebelumnya, termasuk juga soal beaya yang diperlukannya, namun VAR memang diperlukan untuk menjaga obyektivitas pertandingan, utamanya dari keputusan Wasit yang dulu acapkali dianggap merugikan salah satu pihak.

Sebenarnya jauh sebelum ada istilah VAR, sekitar 35 tahun silam, tepatnya di bulan Juli tahun 1995 melalui Harian Bernas di Jogja (kini masih ada, namun hanya terbit dalam bentuk online) saya pernah diwawancarai oleh salah satu wartawannya -saat itu- Alm. FX Mantoro Suryo Putro, berbicara tentag teknologi apa yang kemungkinan bisa diterapkan dalam pertandingan Sepakbola. Jaman tersebut saya sudah “meramalkan” setidaknya ada 2 Teknologi yang bisa digunakan, yakni Alat komunikasi wireless antara Wasit dengan Hakim Garis dan Kamera yang bisa memutar dengan instant / me-reply kejadian di lapangan bilamana ada perbedaan pendapat (Wasit & Hakim Garis, misalnya).

Meski saat itu banyak yang comment bahwa ide saya saat diwawancara tersebut sangat mengada-ada dan menghilangkan sifat “humanis” pada diri Wasit dan Hakim Garis, apalagi penggunaan Headset yang dihubungkan dengan perangkat Wireless belum bisa seminimalis sekarang (mungkin kalau digambarkan alatnya dulu bisa mirip seperti SamSul dengan “Pampers 5.0” kemarin), Alhamdulillah, 2 Teknologi yang pernah disampaikan saat wawancara ketika itu kini memang benar-benar ada dan diterapkan (meski tentu saja FIFA memang kecil kemungkinan  membaca Harian Bernas tersebut, namun faktanya ide dan konsep bisa saja sama kalau memang memiliki pandangan futuristik ke depan.

Di tahun-tahun tersebut memang kerap saya menulis untuk Harian “anak perusahaan Kompas” (sebelum ada Tribun), bahkan ada Rubrik konsultasi “B-Net” untuk diskusi masalah internet yang masih merupakan barang cukup baru kala itu, karena ISP (Internet Service Provider) terhitung masih jarang, koneksi juga masih menggunakan Dial-up telepon, belum lazim Wi-Fi Publik. Selain idOLa (Indonesian OnLine Access) milik Telkom, yang populer digunakan masyarakat di masa tersebut adalah Wasantara-Net (Wawasan Nusantara Network) milik PT Pos Indonesia, RADnet, IndoNet, semuanya pakai Modem yang dikoneksikan dengan Jack RJ-11 ke Kabel Telpon. Sebagai perbandingan di awal 2024 ini jumlah pengakses Internet Indonesia sudah mencapai 185,3 juta jiwa dari 278,7 juta Rakyat Indonesia dengan berbagai moda Akses Internet yang ada.

Jadi teknologi memang selalu bak Pisau bermata dua, bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Contoh VAR semalam mungkin bisa disebut kurang menguntungkan bagi Garuda Muda karena harus menyimpan sementara impian untuk tampil langsung di Olimpiade Paris 2024, sebelum melawan Irak dalam pertandingan tempat ketiga. Kalaupun kalah, harapan itu juga masih ada, sebab yang menduduki peringkat empat Piala Asia U-23 tersebut akan bertarung dengan tim U-23 Guinea, perwakilan dari Afrika, untuk bisa juga mendapat tempat di Olimpiade Paris, meski InsyaaAllah kita semoga berada di posisi ketiga, jangan keempat agar mimpi anak-anak binaan Shin Tae-yong ini tidak perlu terlalu lama mewujudkan mimpinya untuk makin membanggakan Indonesia.

Dalam tulisan saya sebelumnya, sempat dianalogikan bilamana ada semacam Teknologi VAR ini yang bisa “merekam secara utuh” sumber angka yang digunakan sebagai Data sumber CSV di SIREKAP, dimana kalau disana dikenal dengan nama ActivityLog. Namun sayangnya Log dan Data mentah tersebut -meski sudah diperintah oleh KIP / Komisi Informasi Pusat atas dimenangkannya Gugatan YAKIN / Yayasan Advokasi Hak Konstitusional Indonesia- tetap “disembunyikan” oleh KPU dengan alasan dikecualikan alias dirahasiakan, sebuah hal yang sangat tidak masuk akal dan membodohi publik sekaligus Pelanggaran Hukum terhadap UU No 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Oleh sebab itu APDI (Aliansi Penegak Demokrasi Indonesia) meski tidak sekuasa FIFA dalam dunia Sepakbola menerapkan VAR di atas, terus akan mendesak KPU untuk membuka Data sumber yang menjadi permasalahan Pemilu 2024 dan membongkar semua kebohongannya selama ini. Mulai dari ActivityLog, Data CSV, bahkan hingga Source Code yang ditengarai “disusupkan” JSON-Script hingga Algoritma kecurangan SIREKAP tetap akan dikejar karena bagaimanapun juga Integritas Data adalah mutlak sebagai bentuk kejujuran sistem yang digunakan, apalagi Pengembangnya adalah dari Kampus terkemuka di Bandung Indonesia. Sangat ironi dan memalukan bila Institusi terlibat dalam kejahatan teknologi secara Terstruktur, Sistematis dan Masif tersebut.

Kesimpulannya, kita tidak bisa lari dari teknologi, kemenangan Indonesia U-23 yang hampir di depan mata bisa dibatalkan karena ternyata terbukti ada kesalahannya yang terekam. Namun memang teknologi juga sangat bergantung “man behind the gun”-nya, karena kalau memang (manusia) yang menggunakannya dari awal berniat curang apalagi culas, teknologi hanyalah mesin yang bisa diprogram sesuai arah dan kemauan yang memberi order (Ini mengingatkan kita pada kesaksian pengembang SIREKAP saat bersaksi di MK, dimana dia menuturkan bahwa data-data bisa “diolah dan diatur” sesuai keinginan pemesan). Tetapi ingat, di atas Langit masih ada Langit dan di atas semua itu ada Kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Mungkin sekarang mereka-mereka yang Jahat belum merasa, tetapi semua pasti ada waktunya.- ***

 

 

Listen to this article

Garuda Muda VAR
Dr KRMT Roy Suryo, M.Kes
  • Website

Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen

BERITA LAINNYA

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

Jurnalis Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

Jurnalis: Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

Presiden Prabowo Saat Menaiki Mobil Maung Pindad

AUMAN sang MAUNG

Bentrok Dua Kubu Manajemen Warnai Konflik Pengelolaan Bandung Zoo

BUKAN SUBSIDER

BERITA TERKINI

Mahasiswa HMI Dakwah Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Mahasiswa HMI Unisba Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

DAERAH

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Polda Jawa Barat berhasil memulangkan Reni Rahmawati (23), perempuan asal Kecamatan Cisaat, Sukabumi, yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di China.

Polda Jabar Pulangkan Korban TPPO ke Tanah Air

Petugas sedang meneliti Sebuah Batu Bersimbol di perkampungan padat penduduk Cihampelas Kota Bandung

Barisan Simbol Aneh di Batu Tua Cihampelas, Prasasti Warisan Leluhur atau Tipuan?

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.