Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Rabu, 19 November 2025 20:54
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Opini»Ketahanan Pangan: Sekadar Omon-Omon?

Ketahanan Pangan: Sekadar Omon-Omon?

Opini Selasa, 18 Maret 2025 11:16 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanady
Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat, Daddy Rohanady

Oleh: Daddy Rohanady

Penulis Adalah Anggota Komisi IV DPRD Jawa Barat

 

Ketahanan pangan kembali menjadi isu strategis dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober 2024, ia menekankan pentingnya swasembada pangan dan energi sebagai fondasi ketahanan nasional. Namun, apakah ambisi besar ini akan berujung pada realisasi atau sekadar wacana yang tidak membumi?

Dilema Ketahanan Pangan: Lahan, Teknologi, dan Kolaborasi

Salah satu tantangan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan adalah semakin masifnya alih fungsi lahan pertanian. Ironisnya, di tengah kebutuhan mencetak sawah baru, lahan pertanian justru terus berkurang akibat ekspansi industri dan pemukiman. Situasi ini diperparah oleh ancaman perubahan iklim yang memengaruhi produktivitas pertanian.

Kementerian Pertanian (Kementan) mencoba menjawab tantangan ini dengan mendorong penggunaan teknologi smart farming. Inovasi pertanian berbasis digital ini diyakini mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Namun, implementasi teknologi tidak cukup tanpa adanya ekosistem yang mendukung, seperti akses permodalan bagi petani kecil dan jaminan pasar yang stabil.

Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor swasta, dan masyarakat sipil juga menjadi kunci dalam mengokohkan ketahanan pangan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa sinergi ini belum berjalan optimal. Banyak kebijakan masih bersifat top-down tanpa mempertimbangkan masukan dari petani dan pelaku usaha di sektor pertanian.

Food Estate: Solusi atau Kontroversi?

Program food estate yang digagas Kementerian Pertahanan saat Prabowo masih menjabat sebagai Menhan menjadi sorotan. Proyek ini digadang-gadang sebagai solusi jangka panjang dalam meningkatkan produksi pangan. Namun, banyak kritik bermunculan terkait efektivitas dan dampak lingkungannya.

Anies Baswedan, dalam kapasitasnya sebagai tokoh oposisi, menilai bahwa proyek food estate lebih menguntungkan kelompok tertentu dibandingkan petani kecil. Ia menyarankan agar anggaran proyek ini dialihkan ke subsidi pupuk dan solar, yang lebih langsung dirasakan oleh petani.

Hasto Kristiyanto dari PDI Perjuangan juga mengkritik program ini. Menurutnya, proyek food estate tidak berjalan sesuai harapan dan menimbulkan permasalahan lingkungan serta sosial.

Aktivis lingkungan menyoroti ancaman deforestasi akibat pembukaan lahan besar-besaran. Mereka mengingatkan bahwa proyek ini berisiko merusak ekosistem hutan dan habitat satwa liar. Jika tidak dirancang dengan baik, proyek food estate berpotensi lebih merugikan daripada menguntungkan.

FAST: Harapan Baru atau Sekadar Gimik?

Pemerintah juga meluncurkan program FAST (Food and Agriculture Sustainability Transformation) untuk meningkatkan ketahanan pangan. Program ini bertujuan memberikan akses teknologi dan pembiayaan bagi petani kecil.

Namun, seperti kebijakan lainnya, efektivitas program ini masih perlu diuji. Apakah FAST akan benar-benar membantu petani atau hanya menjadi proyek ambisius tanpa implementasi nyata?

Ketahanan Pangan: Butuh Komitmen Nyata

Ambisi ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo harus dibarengi dengan kebijakan yang berbasis realitas di lapangan. Ketahanan pangan bukan sekadar proyek besar dengan anggaran fantastis, melainkan upaya sistematis yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Tanpa strategi yang matang, kebijakan yang berorientasi pada kepentingan petani, serta pengawasan ketat terhadap dampak lingkungan, ketahanan pangan nasional berisiko hanya menjadi omon-omon belaka.

Listen to this article

Daddy Rohanady Headline ketahanan pangan Prabowo Subianto
Sony Fitrah

BERITA LAINNYA

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

Jurnalis Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

Jurnalis: Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

Presiden Prabowo Saat Menaiki Mobil Maung Pindad

AUMAN sang MAUNG

Bentrok Dua Kubu Manajemen Warnai Konflik Pengelolaan Bandung Zoo

BUKAN SUBSIDER

BERITA TERKINI

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

DAERAH

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Bupati Garut Pimpin Apel Gabungan dan Serahkan Bantuan Alsintan hingga Asuransi Pertanian

Bupati Garut Pimpin Apel Gabungan dan Serahkan Bantuan Alsintan hingga Asuransi Pertanian

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

coudflare-down

Cloudflare Down Menyebabkan 30% Situs Website Global Lumpuh

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.