Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Kamis, 20 November 2025 1:26
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Opini»ERA “POST – TRUTH” : NEGARA, DEMOKRASI, DAN KRISIS KECENDEKIA-AN

ERA “POST – TRUTH” : NEGARA, DEMOKRASI, DAN KRISIS KECENDEKIA-AN

Opini Senin, 30 Desember 2024 12:55 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
Dr. Ir. Ukas Suharfaputra, MP.
Dr. Ir. Ukas Suharfaputra, MP.

Oleh: Dr. Ir. Ukas Suharfaputra, MP.

(Sekretaris Dewan Pakar ICMI Kabupaten Kuningan)

Negara sebagai sebuah tata kelola adalah ilmu sekaligus seni meramu keputusan, kebijakan untuk maslahat publik. Saat ini, sistem pengambilan keputusan dasar dalam bernegara yang umum dianggap paling unggul dan adil, adalah Demokrasi. Kekuasaan di tangan seluruh rakyat. Siapapun yang memegang tampuk pemutus kenegaraan, sebelumnya haruslah diputuskan oleh seluruh rakyat melalui pemilihan umum. Hanya melalui jalan itulah legitimasi, sah-nya kekuasaan bisa didapatkan.

Demokrasi di abad 20-21 tumbuh dalam arus perkembangan penemuan ilmu dan teknologi yang akseleratif. Ilmu alam, Ilmu sosial, dan Ilmu pemerintahan sama produktifnya dalam pengembangan teori-teori kontemporer. Lebih penting lagi, kontribusinya dalam ranah praktis kehidupan juga masif. Ilmu dan teknologi jadi penentu dalam proses keputusan kebijakan publik (negara). Maka teknokratisme merebak dalam tata kelola negara. Berbagai bentuk lembaga berbasis ilmu dan kepakaran bermunculan. Badan kajian ilmu pengetahuan, organisasi think-tank ekonomi, institusi riset dan kajian kebijakan jadi sumber pertimbangan negara dalam mengambil keputusan. Otoritas keilmuan, kecendekia-an jadi pendamping dalam proses keputusan negara disamping proses politik berbasis demokrasi.

AROGANSI REJIM ILMIAH

Awalnya otoritas ilmiah menjadi pelengkap dari proses demokrasi dalam melahirkan kebijakan-kebijakan negara untuk kemaslahatan publik. Ia dimaksudkan untuk menjamin bahwa secara teknis-objektif kebijakan-kebijakan itu memang tepat menghasilkan kemaslahatan publik, sebagaimana dikehendaki oleh sistem demokrasi itu sendiri.

Namun kemudian, ia melampauinya. Institusi-institusi ilmiah itu menggeser peran kekuatan demokrasi dalam memutuskan berbagai kebijakan penting berdampak publik. Yang awalnya pelengkap, lambat laun malah jadi kompetitor. Kebijakan negara lebih sering mencari jastifikasi dan legitimasi di balik argumentasi ilmiah dari pada mengacu pada aspirasi publik. Contoh, kebijakan pinjaman negara yang berdampak pada beban suatu bangsa diputuskan atas kesepakatan institusi think-tank dan lembaga donor internasional. Tidak mengindahkan arus keinginan publik. Juga, keputusan-keputusan penting yang berdampak pada hajat hidup dasar rakyat, lingkup kesehatan, ekonomi,dan pendidikan, ditetapkan atas rekomendasi otoritas teknoratis. Yang diberikan lembaga-lembaga kajian resmi, baik independen, maupun yang dibentuk oleh negara. Tidak didasarkan pada keinginan publik yang menanggung dan merasakan langsung berbagai hajat kehidupan tersebut.

Harapan dan suara publik, yang jadi jantung demokrasi justru kurang dianggap, bahkan cenderung diabaikan.
Elit ilmiah dan elit negara terjebak dalam megalomania keilmuan. Karena berdasar metoda ilmiah, analisa dan kesimpulan ilmiah dianggap mutlak presisi. Sementara suara publik, dipandang tidak “reliable” sebagai acuan karena didasarkan pada “common sense”, pandangan awam yang bersumber dari emosi-sentimen subjektif.

Kepongahan teknokratis plus sumbatan aspirasi demokratis ini jadi fenomena umum di negara-negara yang sedang gencar meniru, melakukan replikasi demokratisasi. Demokrasi sebagai manifestasi liberalisme dianggap melenceng dari misi awalnya. Filsuf dan sosiolog barat, yang mengagungkannya, menyebut penyimpangan ini sebagai “undemocratic liberalisme”. Liberalisme nir demokrasi yang dibajak oleh pengkultusan teknokraksi rejim ilmiah, yang justru meminggirkan kebebasan dan supremasi aspirasi publik yang menjadi nyawanya.

TITIK BALIK

Kondisi tersebut menumbuhsuburkan pandangan curiga terhadap komunitas ilmu dari kalangan intelektual anti-mainstream dan elit politik populis yang suka menggalang sentimen-emosi publik. Para filsuf dan cendekiawan postmo anti kemapanan menuduh ilmu dan narasi yang dihasilkannya hanya jadi alat untuk mengukuhkan kekuasaan. Bahkan lebih jauh lagi, beberapa pemikir radikal, seperti Michel Foucoult, menuduh ilmu pengetahuan dan semua bentuk representasi institusionalnya adalah tangan kekuasaan itu sendiri. Yang berupaya mendominasi dan menundukan publik untuk menuruti seluruh alur dan skenario atur kehidupan yang mereka ciptakan. Dalam pandangan yang lebih radikal ini, Ilmu itu bukan lagi jadi alat kekuasaan, bahkan menjadi pengendali kekuasaan itu sendiri. Berbagai jargon global yang bermunculan di era peralihan milenial, seperti perdagangan bebas (free trade), pertumbuhan ekonomi global, pemanasan global, Milenium Development Goal (MDG’s), adalah contoh narasi besar yang mereka ciptakan untuk mencengkram publik dalam kontrol kekuasaannya. Ini jelas tuduhan yang sangat serius.

Pandangan kecurigaan itu semakin diberi ruang dengan merebaknya ilmuwan-ilmuwan “konstruktivis” khususnya dalam disiplin Ilmu Sosial. Mereka membangun teori yang menelanjangi kedok objektivitas dan netralitas Ilmu itu sendiri. Dipelopori oleh Thomas Kuhn, filsuf yang melahirkan karya terkenal: “The Structure of Scientific Revolution”. Menurut mereka, Ilmu baik dinamika maupun teori-teori-nya, hanyalah bagian dari proses sosiologis manusia semata. Semua konsep dan teori ilmiah adalah konstruksi sosial yang dimapankan berdasarkan kesepakatan yang dipengaruhi oleh rasionalitas tertentu, yang dipandang sah relatif terhadap konteks sosial dan temporal tertentu. Sejalan dengan waktu, dalam konteks rasionalitas, sosial, dan kebenaran baru, teori-teori mapan tersebut bisa saja dirombak, bahkan dipersalahkan untuk kemudian dibangun teori yang benar-benar baru.

Listen to this article

1 2
Demokrasi Headline
Tim Mandala
  • Facebook
  • X (Twitter)
  • Instagram

Menyajikan berita dan konten-konten yang menarik tapi berkualitas dengan bahasa yang lugas. Menuju Indonesia lebih baik.

BERITA LAINNYA

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

TERSEOK-SEOK TERTINGGAL

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

ADVERTORIAL sang PAHLAWAN

Jurnalis Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

Jurnalis: Pahlawan Melawan Penjajahan Algoritma

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

SOEHARTO,PAHLAWAN MASIONAL ?

Presiden Prabowo Saat Menaiki Mobil Maung Pindad

AUMAN sang MAUNG

Bentrok Dua Kubu Manajemen Warnai Konflik Pengelolaan Bandung Zoo

BUKAN SUBSIDER

BERITA TERKINI

Mahasiswa HMI Dakwah Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

Mahasiswa HMI Unisba Gelar Aksi Tolak RKUHAP dan Wacana Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

DAERAH

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Pemkab Garut Gelar Sosialisasi Kerja Sama Daerah dan Mekanisme Perjalanan Dinas Luar Negeri

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Polda Jawa Barat berhasil memulangkan Reni Rahmawati (23), perempuan asal Kecamatan Cisaat, Sukabumi, yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di China.

Polda Jabar Pulangkan Korban TPPO ke Tanah Air

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.