KORANMANDALA.COM – Aksi unjuk rasa selepas magrib itu berakhir ricuh.
Berbagai organisasi mahasiswa melakukan aksi demo di Jalan Diponegoro, depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat 22 Maret 2024, sesaat setelah buka puasa Ramadhan.
Sejumlah flare dilemparkan ke areal Gedung Sate.
Tak berhenti di situ, mereka juga melemparkan petasan ke halaman Gedung Sate. Para mahasiswa kemudian membubarkan diri pada pukul 18.30 WIB.
Mahasiswa tersebut melakukan aksi demonstrasi menuntut pemerintah menurunkan harga kebutuhan pokok.
Mereka juga menganggap, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan hanya untuk kepentingan politik.
Baca Juga: DPRD Kontroversi Pembangunan: Prioritas Sekolah vs Megaproject Pemerintahan Baru di Kota Bogor
Ketua BEM Kema Unpad, Fawwaz Ihza Mahendra, menyatakan bahwa ada 12 tuntutan yang diajukan selama aksi tersebut.
Mereka menyerukan agar pemerintah mengatasi masalah stabilisasi harga kebutuhan pokok dan meningkatkan kondisi demokrasi yang kurang baik.
“Pemerintah selalu mengklaim bertindak demi kepentingan rakyat dan sebagai perwakilan mereka, tetapi jarang menerapkan kebijakan yang benar-benar menguntungkan rakyat,” kata Fawwaz pada Jumat 22 Maret 2024.
Menurut Fawwaz, harga-harga bahan pokok belum juga kembali normal.
Mereka mengakui bahwa dampaknya dirasakan tidak hanya oleh mereka sendiri tetapi juga oleh masyarakat sekitar kampus.
“Kami menyadari bahwa kenaikan harga bahan pokok membuat kehidupan mereka semakin sulit,” ujarnya.
Fawwaz juga mengkritik pemerintah karena tidak melakukan tindakan pencegahan yang memadai.
Dia menegaskan bahwa pemerintah seharusnya tidak hanya menyalahkan masalah internasional sebagai alasan untuk situasi tersebut.- ***