KoranMandala.com –Pakar sirkularitas limbah padat dan persampahan dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Ir. Emenda Sembiring, M.Eng.Sc., Ph.D., menyampaikan sejumlah catatan dan solusi konkret terkait persoalan pengelolaan sampah di Kota Bandung yang dinilai masih belum optimal.
Hal itu disampaikannya merujuk pada data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, yang mencatat Kota Bandung menghasilkan sekitar 1.600 ton sampah per hari.
Namun dari jumlah tersebut, yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti hanya berkisar 1.300 hingga 1.400 ton per hari, menyisakan celah 200–300 ton sampah yang tidak jelas keberadaannya.
Menjelang Musim Baru Berlangsung, Dokter Wira Ungkap Kondisi Punggawa Persib
“Sebagian mungkin berhasil dikelola lewat program Kang Pisman, Kawasan Bebas Sampah, atau masih tercecer di lingkungan. Kang Pisman bagus karena mengajak memilah sampah dari sumbernya. Tapi yang dipilah hanya yang bernilai jual seperti botol atau kardus. Padahal sebagian besar sampah kita itu sisa makanan dan plastik,” ujar Prof. Emenda.
TPA Sarimukti Tak Memadai, Alternatif Teknologi Perlu Dihitung Matang
Menurut Prof. Emenda, membuang sampah ke TPA sebenarnya bukanlah kesalahan, karena memang fungsi TPA adalah untuk pemrosesan akhir.
Namun TPA Sarimukti masih dioperasikan secara open dumping, yang tidak memenuhi standar sanitary landfill. Hal ini berisiko besar menimbulkan pencemaran lingkungan melalui produksi lindi dan emisi gas beracun.
Sebagai solusi jangka panjang, banyak pihak mengusulkan penggunaan tungku bakar atau insinerator. Namun menurut Prof. Emenda, hal ini belum menjadi jawaban ideal.
“Kapasitas insinerator yang ada sekarang hanya 3–4 ton per hari per unit, jauh dari kebutuhan 1.600 ton per hari. Selain itu, banyak tungku bakar tidak dilengkapi alat pengendali pencemaran udara, sehingga justru memperburuk kualitas udara di Bandung,” katanya.
Dia menegaskan bahwa memilah sampah dari sumbernya adalah langkah paling krusial, dan Kang Pisman bisa diperkuat melalui peningkatan edukasi serta perluasan kawasan bebas sampah.