Koran Mandala -Pemerintah Kabupaten Majalengka bersama para ahli sejarah mengusulkan perubahan tanggal Hari Jadi Majalengka dari 7 Juni menjadi 11 Februari. Usulan ini muncul setelah kajian akademik dan uji publik menyepakati bahwa tanggal 11 Februari 1840 lebih memiliki dasar historis yang kuat.
Kajian yang dilakukan sejak 2007 ini mengungkap bahwa pada tanggal 11 Februari 1840, Gubernur Jenderal Hindia Belanda D.J. de Eerens mengeluarkan Besluit (Keputusan) No. 2 yang mengubah nama Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalengka. Pada saat yang sama, ibu kota kabupaten dipindahkan dari Maja ke Sindangkasih yang kini dikenal sebagai Majalengka.
Alat Tenun Kuno Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Majalengka
“Selama ini masyarakat mempertanyakan keabsahan 7 Juni. Setiap tahun muncul polemik. Kajian ini menjawab semua pertanyaan dengan dasar ilmiah dan bukti sejarah yang jelas,” ujar Bupati Majalengka, Eman Suherman, Rabu 7 Mei 2025.
Sejarawan Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Nina Lubis, juga menegaskan bahwa tanggal 7 Juni 1490 tidak memiliki bukti historis dan hanya bersumber pada legenda. Menurutnya, keputusan kolonial Belanda pada 11 Februari 1840 justru merupakan bukti tertulis yang sah secara hukum dan sejarah.
Kesepakatan perubahan ini juga didukung masyarakat, termasuk tokoh lokal dan komunitas sejarah seperti Grup Majalengka Baheula (Grumala). Sejak 2018, Grumala rutin memperingati 11 Februari sebagai hari jadi Majalengka dengan ziarah ke Makam Buyut Mbah Depok di Gunungwangi, Argapura.
“Kalau Perda sudah direvisi, maka usia Kabupaten Majalengka tahun 2026 nanti adalah 186 tahun, bukan 535 tahun,” jelas Ketua Grumala, Nana Rohmana alias Mang Naro.
Ia juga mengapresiasi dukungan pemerintah terhadap perayaan tahunan tersebut yang kian meriah. Tahun 2025 lalu, acara 11 Februari turut diramaikan tema “Mapag Kopi” dan dukungan dari Disparbud Majalengka dengan menghadirkan Mojang Jajaka serta kesenian tradisional.
Dengan landasan sejarah yang lebih kuat, perubahan tanggal Hari Jadi Majalengka ini diyakini akan memberikan pemahaman sejarah yang lebih valid sekaligus memperkuat identitas daerah.