Koran Mandala -Kasus joki ujian kembali mencoreng pelaksanaan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025. Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Barat mengungkap praktik joki dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Dua pelaku yang diduga joki diamankan aparat kepolisian saat UTBK berlangsung di UPI Kampus Cibiru. Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Surawan, menyebut modus yang digunakan adalah menggantikan peserta asli dengan orang lain menggunakan identitas palsu.
“Kami sudah menerima laporan terkait joki UTBK SNBT dan akan menindaklanjuti temuan serupa jika terjadi di Unpad dan ISBI,” tegas Surawan, Rabu 7 Mei 2025.
Belasan Ribu Peserta Ikuti UTBK Unpad, Panitia Siapkan 650 Komputer
Kepala Humas UPI, Prof. Suhendra, membenarkan kejadian tersebut. Ia menegaskan bahwa para joki bukan bagian dari sivitas akademika UPI. “Kami pastikan mereka bukan mahasiswa atau alumni UPI,” jelasnya.
Sementara itu, Unpad juga menemukan indikasi kuat adanya joki pada dua peserta UTBK yang dijadwalkan mengikuti ujian di Kampus Jatinangor. Koordinator TIK Pusat UTBK Unpad, Rafly, mengungkapkan bahwa indikasi tersebut ditemukan setelah permintaan penelusuran dari Panitia SNPMB Pusat.
Sosok yang diduga menjadi joki, berinisial KD, tercatat tidak hadir dalam dua jadwal ujian yang berbeda, meski dua nomor peserta menunjukkan kemiripan foto dengan dirinya—salah satunya mengenakan kerudung, sedangkan yang lain tidak.
“Dua peserta berinisial JAM dan FABW diduga akan menggunakan jasa KD untuk mengikuti ujian. Keduanya mendaftar ke fakultas kedokteran di salah satu perguruan tinggi di Jawa Tengah,” terang Rafly.
Menariknya, meski diperbolehkan memilih hingga empat program studi dalam UTBK-SNPMB 2025, kedua peserta hanya memilih satu prodi. Temuan ini telah diserahkan ke Panitia SNPMB Pusat untuk ditindaklanjuti.
Kasus ini menjadi peringatan keras bahwa integritas seleksi masuk perguruan tinggi harus dijaga dengan ketat. Upaya joki yang terorganisir tidak hanya merugikan peserta lain, tetapi juga mencoreng kredibilitas sistem pendidikan nasional.