Close Menu
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Facebook Instagram YouTube TikTok
Rabu, 19 November 2025 21:05
YouTube Instagram TikTok Facebook
Koran MandalaKoran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
    • Daerah
    • Nasional
    • Video
    • Bunga Rampai Seorang Jurnalis
  • Politik
    • Majalah Digital
  • Ekonomi
    • PLN
    • Bank BJB
  • Hukum
  • Edukasi
  • Liputan Khusus
  • Sport
    • Otomotif
  • Tekno
    • Game
  • Hiburan
    • Wisata
    • Ragam
  • Opini
Koran Mandala
  • Home
  • Peristiwa
  • Daerah
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Edukasi
  • Sport
  • Liputan Khusus
  • Otomotif
  • Tekno
  • Game
  • Hiburan
  • Wisata
  • Opini
Home»Hiburan»Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei dan 8 Fakta Organisasi Budi Utomo yang Jarang Diketahui

Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei dan 8 Fakta Organisasi Budi Utomo yang Jarang Diketahui

8 Fakta yang jarang diketahui dari Organisasi Budi Utomo yang tanggal lahirnya dijadikan Hari Kebangkitan Nasional
Hiburan Rabu, 15 Mei 2024 17:55 WIB
Twitter Tumblr Facebook WhatsApp
8 Fakta Organisasi Budi Utomo yang tanggal lahirnya dijadikan Hari Kebangkitan Nasional
8 Fakta Organisasi Budi Utomo yang tanggal lahirnya dijadikan Hari Kebangkitan Nasional

KORANMANDALA.COM –  Ternyata ada 8 Fakta yang jarang diketahui dari Organisasi Budi Utomo yang tanggal lahirnya dijadikan Hari Kebangkitan Nasional.

Di Indonesia, tanggal 20 Mei adalah Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Harkitnas memperingati berdirinya perkumpulan nasionalis pertama di Hindia Belanda.

Pada tanggal 20 Mei tahun 1908, pensiunan dokter Wahidin Sudirohusodo, mahasiswa kedokteran Sutomo, dan beberapa mahasiswa lain di Sekolah Tinggi Kedokteran Batavia (STOVIA) mendirikan Budi Utomo.

Gedung STOVIA sekarang menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Selain perjuangan heroik sekelompok pemuda, dokter dan mahasiswa kedokteran juga berperan sederhana namun pasti dalam narasi kelahiran bangsa Indonesia.

Baca juga : Farhat Abbas Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor 2024, PKB Siap Kolaborasi

Dilansir Koran Mandala dari cambridgeblog.org, berikut ini 8 Fakta yang jarang diketahui dari Organisasi Budi Utomo yang tanggal lahirnya dijadikan Hari Kebangkitan Nasional :

1. Budi Utomo hanya diisi orang Jawa

Pada awalnya, Budi Utomo adalah sebuah organisasi Jawa yang fokus pada perbaikan nasib masyarakat Jawa; mereka tidak memiliki aspirasi se-Nusantara.

2. Anggota Budi Utomo hanya menggunakan bahasa Belanda

Kedua, para pendirinya, sebelum kekuatan konservatif mengambil alih kekuasaan, mungkin adalah orang-orang yang paling sedikit orang Jawa di Pulau Jawa.

Baca juga : Tanggal Merah dan Cuti Bersama Kalender Bulan Mei 2024, Ada Berapa Hari Libur Nasional?

Mereka berbicara bahasa Belanda satu sama lain; memang banyak yang kesulitan berbahasa Jawa. Sebelum Perang Dunia I, mereka lebih terkesan dengan modernitas dan “Barat” dibandingkan dengan budaya Jawa.

3. Anggota Budi Utomo sangat kebarat-baratan

Mereka terpesona oleh janji-janji kemajuan yang dapat diwujudkan melalui ilmu pengetahuan, teknologi, dan kedokteran.

Mereka adalah sekelompok profesional yang bangga dengan identitas kosmopolitan dan orientasi internasional mereka.

Mereka mengenakan pakaian Barat, bermain catur, dan membentuk band Hawaii.

Baca juga : Seberapa Besar Hormat Kita Pada Pahlawan?

Abdul Rivai, salah satu dokter Hindia Belanda pertama yang terlibat serius dalam dunia politik, adalah orang yang ambisius, terpikat pada segala sesuatu yang modern.

Ia menganjurkan hubungan yang lebih erat antara Belanda dan Hindia Belanda. Pertama, jurnalismenya, dan kemudian kontribusinya sebagai komentator politik dan politik kolonial, sangat penting dalam memobilisasi generasi muda di seluruh nusantara.

5. Dokter Tjipto minta anggota Budi Utomo untuk meninggalkan bahasa dan budaya jawa

Tjipto Mangunkusumo, dokter-nasionalis paling terkenal dari Hindia, menganjurkan untuk meninggalkan bahasa Jawa sama sekali karena sifat elitisme yang melekat pada bahasa tersebut.

Baca juga : Pasca Kecelakaan Maut, PJ Gubernur Jawa Barat Rencanakan Penambahan Infrastruktur di Jalan Ciater

Ia berpendapat, meski budaya Jawa cukup menarik untuk dijadikan hobi, namun budaya tersebut tidak mampu membimbing masyarakat nusantara menuju masa depan yang lebih baik.

Ia dan beberapa rekannya merekomendasikan agar setiap orang belajar bahasa Belanda—bahasa sains, pendidikan, dan masa depan.

Bagaimana antusiasme terhadap apa pun yang berbau Belanda di antara sekelompok dokter kosmopolitan pada akhirnya mengarah pada sentimen antikolonial?

6. Budi Utomo kecewa kepada Belanda

Kekecewaan awal mereka terhadap negara-negara Barat muncul ketika mereka menyadari bahwa Belanda tidak menjalankan retorika Kebijakan Etis mereka, yang diperkenalkan pada tahun 1901.

Baca juga : Masalah Buruh: Jam Kerja Tinggi, Upah Rendah, Kasta Terbawah

Beberapa dekade kemudian, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan sangat terbatas, dan tingkat melek huruf masih sangat rendah.

7. Anggota Budi Utomo menginspirasi kaum nasionalis

Setelah perang, ide-ide K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, dokter pribadi Sunan Solo, menjadi populer di kalangan nasionalis.

Mengambil contoh dari para orientalis dan Teosofis Eropa dan Amerika Utara, Radjiman memuji budaya asli Indonesia sebagai budaya yang bersifat spiritual dan komunitarian—sebuah alternatif yang menarik terhadap materialisme dan individualisme Barat.

8. Anggota Budi Utomo adalah pemuja Majapahit

Ia ingin membangun bangsa baru dari akar budaya Jawa. Kaum nasionalis menunjuk pada kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan oleh kolonialisme terhadap komunitas organik di nusantara.

Museum Lawang Sewu Dibangun Masa Kolonial Belanda, Koleksinya Beragam dan Menarik

Mereka melihat ke bekas Kerajaan Majapahit, yang mendominasi sebagian besar nusantara, dan seterusnya.

Kemegahan Majapahit, kata mereka, bisa tumbuh kembali dari abu penjajahan Belanda. Ironisnya, Radjiman dan kaum nasionalis lainnya belajar banyak tentang Majapahit dari para sarjana Belanda.

Sebagai kelompok sosial yang paling mirip dengan penjajah Belanda dalam hal pendidikan, kebiasaan, selera, dan kesukaan, dokter Indonesia pada umumnya konservatif. ***

Listen to this article

dokter Jawa
Azmy Yanuar Muttaqien
  • Website
  • Instagram

Penulis.

BERITA LAINNYA

Bandung Zoo Catat Kelahiran Tapir ke-11, Tertinggi di Asia

Bandung Zoo Catat Kelahiran Tapir ke-11, Tertinggi di Asia

Sepucuk Surat dari Neng untuk Ayah: Kisah Haru di Hari Ayah Nasional

Sepucuk Surat dari Neng untuk Ayah: Kisah Haru di Hari Ayah Nasional

Avengers-Doomdays-2026

Trailer Film Avengers Doomsday: Ekspresi Emosional Doctor Doom, Sinopsis Penuh Konflik dan Jadwal Tayang Resmi

Rekomendasi film bertema Hari Ayah

Hari Ayah Nasional: 5 Film Indonesia yang Menyentuh untuk Dihabiskan Bersama Bapak

bank bjb Dukung West Java Festival 2025, Dorong Ekonomi Kreatif dan Literasi Keuangan Digital

Coffee Bawa Studio, Simpul Baru Gaya Hidup Urban Anak Muda Bandung

Coffee Bawa Studio, Simpul Baru Gaya Hidup Urban Anak Muda Bandung

BERITA TERKINI

178 pendaki terjebak di Gunung Semeru pasca erupsi

Darurat di Semeru: 178 Pendaki Terperangkap di Ranu Kumbolo Usai Erupsi

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

KDM Maksimalkan Peran Kader PKK dan Aparat Desa Atasi Stunting

"Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Ketika Mangga Menjadi Doa: Perjalanan Panjang Bu Jumidah Membesarkan Harapan

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual Dari 25 Ribu Kuota Tersedia

Persib Bandung Pastikan 19 Ribu Tiket Telah Terjual, Dari 25 Ribu Kuota yang Disediakan

Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

DAERAH

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Polres kuningan Amankan Residivis dan 5 Motor Curian Yang Resahkan Warga

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Lapas Kelas IIA Kuningan Gelar Coffee Morning Bersama Media, Perkuat Transparansi Informasi

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Satresnarkoba Polres Garut Ringkus Tiga Pengedar Obat Keras di Limbangan

Bupati Garut Pimpin Apel Gabungan dan Serahkan Bantuan Alsintan hingga Asuransi Pertanian

Bupati Garut Pimpin Apel Gabungan dan Serahkan Bantuan Alsintan hingga Asuransi Pertanian

BANDUNG

Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir saat memberi sambutan dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dengan Institut Teknologi Bandung, Senin (17/11/2025). (istimewa)

Muhammadiyah: Bandung adalah Kota Besar

Anggota DPRD Kota Bandung, Andri Gunawan

Andri Gunawan Tegaskan Bandung Tak Boleh Kehilangan Identitas sebagai Kota Toleran

Ilustrasi Kepadatan Lalulintas saat Mudik Lebaran

Uji Coba Traffic Light AI di Bandung Dinilai Belum Menjawab Akar Masalah Kemacetan

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

Memperingati Hari Toleransi Internasional, Bandung Gelar Dialog Kebangsaan Bahas Quo Vadis Pluralisme di Kota HAM

POPULER
Gervane Kastaneer bawa Curacao ke Piala Dunia 2026

Gervane Kastaneer Bawa Curacao ke Piala Dunia 2026: Persib dan Persis Solo Kecipratan Bonus?

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

Premium! Intip Harga HP Nokia 7610 5G Segera Rilis Tahun 2024

coudflare-down

Cloudflare Down Menyebabkan 30% Situs Website Global Lumpuh

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

Ini Tujuan I League Lakukan Kunjungan Kampus

PT MANDALA DIGITAL MEDIA
Jl. Waluh No 12, Malabar.
Kecamatan Lengkong, Kota Bandung
Jawa Barat 40262

Facebook Instagram YouTube TikTok
KATEGORI
Peristiwa Politik Ekonomi Hukum Daerah Hiburan Edukasi Tekno Sport Opini Indeks
LINKS
Tim Redaksi
Pedoman Media Cyber
Kebijakan Privasi
Tentang Kami
© 2025 KoranMandala.com

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.